Minggu, 17 Januari 2016

VIRUS MOTIVASI

MOTIVASI,
Siapapun didunia ini pasti pernah mempunyai Motivasi meskipun hanya sekali tak terkecuali anak kecil. Entah itu punya motivasi kepingin pinter seperti bapaknya, kepingin jadi tentara yang gagah seperti oomnya atau kepingin jadi dokter atau insinyur seperti yang sering diucapkan oleh orang tuanya.

Masalahnya adalah, apakah motivasi yang terlahir itu dapat lahan tanah yang subur untuk tumbuh kembangnya motivasi tersebut dan apakah motivasi itu mendapatkan pupuk dan atau siraman air semangat dari pemiliknya ataukah malah sebaliknya. Kadang terlihat sepele dan naif dimata seseorang bila melihat dan mendengar embrio motivasi itu terlahir namun dirasa tak masuk di akalnya orang yang merasa sehat...

Alkisah, ada seorang anak muda kampung yang marah marah sendiri karena materi ujian SMA yang akan dia ikuti itu kabarnya telah bocor. SaÀt itu dia berfikir untuk apa ikut ujian sekolah kalau mutu ujian yang dilaksanakan itu tidak seperti yang dia harapkan. Diapun berfikir sebegitu hebatkah nilai kelulusan sekolah hingga harus diperjuangkan dengan cara cara yg tidak halal sampai sampai mereka harus beli soal ujian segala.... Apakah kalau sampai tidak lulus ujian SMA tersebut apakah akan sulit untuk mendapatkan kesempatan maju dalam berkarya...

Singkat cerita, faktanya remaja kecil itu mengambil sikap tegas yang mengejutkan untuk tidak ikut ujian SMA oleh karena menentang ketidak beresan yang ada. Dalam hatinya dia ingin meyakinkan kepada dunia atau orang banyak bahwa dia bisa berkarya hebat meski tidak mempunyai ijasah akhir SMA.

Remaja itu adalah Ajip Rosidi kecil, dalam wikipedia dikisahkan: Ajip Rosidi (baca: Ayip Rosidi), (lahir di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat, 31 Januari 1938, Ajib Rosidi mulai menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat Jatiwangi (1950), lalu melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Jakarta (1953) dan terakhir, Taman Madya, Taman Siswa Jakarta (1956).

Meski tidak tamat sekolah menengah, karena kepakarannya dia dipercaya mengajar sebagai dosen di perguruan tinggi Indonesia, Padjadjaran dan sejak 1981 diangkat menjadi guru besar tamu di Osaka Gaikokugo Daigaku (Universitas Bahasa Asing Osaka), sambil mengajar di Kyoto Sangyo Daigaku (1982-1996) dan Tenri Daignku (1982-1994). Disamping itu beliau juga terus aktif memperhatikan kehidupan sastera-budaya dan sosial-politik di tanah air IÑdÓnesia dan terus menulis.

PELIHARA MOTIVASI.
Berdasarkan kisah diatas membuktikan bahwa beliau telah berhasil memelihara dengan baik motivasi yang pernah dia ikrarkan saat ujian akhir SMA terjadi. Sehingga sepanjang perjalanan hidupnya, yang penulis yakin, ibarat jalan, jalan yang beliau tempuh dapat dipastikan tidaklah selalu rata, naik dan turun serta berkelok- kelok. Namun beliau tidak pernah lengah dalam memelihara motivasinya.

Satu hal yang penulis bisa simpulkan bahwa, keberhasilan beliau ini dikarenakan beliau mempunyai sifat KONSISTEN pada perjuangan pribadinya dengan tidak lengah barang semenitpun. Dengan ritme perjuangan yang terjaga dan terpuji akhirnya beliau bisa membuktikan ke dunia bahwa dalam jangka waktu 25 tahun dari waktu ketidak lulusannya beliau sudah bisa menjadi Guru Besar Tamu di Osaka Gaikokugo Daigaku (Universitas Bahasa Asing Osaka).

Sampai disini penulis tidak berarti menghendaki bahwa setiap orang yang ingin berhasil tidak harus tidak sekolah, namun penulis ingin memberikan atau MENULARKAN VIRUS motivasi beliau itu kepada kawan kawan yang kebetulan yang hingga hari ini tidak mempunyai kesempatan sekolah tinggipun masih bisa meraih pencapaian karya yang sangat tinggi. Tentu saja dengan prasyarat yang amat tidak ringan, diantaranya adalah harus mempunyai sifat konsisten, pekerja keras, berani ambil resiko, mencintai pekerjaan dan tuntas dalam tugas.


Demikian Salam Sukses Paripurna

Maryono Rahardjo
Medan Satria - Bekasi



Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar