Rabu, 29 Desember 2010

MIRRORING STRATEGI

 KejaR  PROMOSI, PintaR sajA  RupanyA  beLuM  cukuP

Meraih sukses dalam  dunia kerja, kata orang kita  harus pintar alias cerdas  dalam  memilih  langkah  pendekatan  buat menaklukan hati  atasan  buat mendapatkan respek darinya. Tanpa  itu, rasanya  kita  akan mempunyai kesulitan  untuk  bisa mendapatkannya, walau  sebenarnya  kita telah mencoba  juga telah berusaha  dengan sekuat  tenaga , namun  dengan  cara  yang  kurang  kena. Untuk  itu rupanya memilih  cara adalah langkah  penting, mengingat  pintu masuk  untuk mendapatkan  sebuah  promosi dalam pengembangan karier, salah satu   prasyaratnya   adalah saran, usulan atau  katebelece  dari  atasan kita.

Perlu di ingat bahwa atasan adalah  bukan para  DEWA yang tak berhawa nafsu, namun mereka  adalah  seperti manusia  kebanyakan lainnya yang  masih punya  kemauan  untuk dihormati, punya nilai  yang dipahami serta  punya  selera yang  perlu  dipenuhi.  Sulit membayangkan  ada seseorang  bisa   meraih  sukses dalam  berkarier  dan selalu mendapat promosi, padahal  mereka  dalam kerja  sehari-hari selalu  tidak bisa berkolaborasi  yang baik dengan  atasannya  atau   bahkan  malah selalu  melawan dan selalu berseberangan atau  bahkan selalu menyerangnya  dalam  berkreatiitas  dalam melaksanakan pekerjaan.

Untuk itu  pintu masuk  agar bisa mendapatkan  respek dari atasan  perlu  dan harus diciptakan.  Beberapa  prasyarat  untuk menciptakannya sebetulnya  sudah  banyak  telah di ulas  oleh  banyak  para  pakar / guru ethos  maupun para  motivator yang  ada di Indonesia raya  ini . Sementara  itu  beberapa  saran  langkah  yang pernah saya baca dalam beberapa media, untuk  mendapat  atensi atau respek tersebut  paling  kurang ada 5 (lima)  pintu  pendekatan yang musti diciptakan, antara lain adalah:


1.     Keluarga.

2.     Komunitas

3.     Keagamaan

4.     Kesenangan

5.     Kinerja

 

Kalau  demikian halnya,lantas  jalan pendekatan yang mana  yang paling manjur sehingga  kita  bisa  mendapatkan  respek yang  cukup  dari  atasan..  Menurut  kata  beberapa  pakar, dari ke lima  item  di atas  tidak  bisa  dipastikan  aspek   mana  yang paling manjur atau mujarab  buat di praktekkan, karena  tergantung   sekali  dari masing-masing   pribadi  atasan  bersangkutan  sehubungan dengan kecenderungan  perilaku  atau kebisaaan  mana  yang  paling dominan  dari pribadi atasan tersebut.  

 

 Keluarga.

Ada   seoarng  atasan  yang dalam kesehariannya  sering  sekali  menceritakan  apa  saja  yang terjadi  dan  dilakukan   oleh  anaknya, isterinya   ataupun  keluarganya.  Bisa dibilang  tiada  hari  yang  luput  dari  cerita tentang  keadaan  keluarga nya, terlepas  itu  cerita  yang  menyenangkan seperti  kegiatan  dan prestasi anaknya  ataupun hal- ihwal  yang menyangkut kehidupan dia  bersama keluarganya .

Itu  semua  adalah sebuah  pertanda bahwa, sang  atasan  tersebut  sangat  care terhadap  keluarganya, Untuk  itu  bila  anda  atau  kita  semua  menemukan  atasan dengan  karakter semacam  itu, menurut rumus umum yang telah  diyakini kebenarannya, kita  bisa masuk dalam  atensi  bawah sadarnya  bila  kita  mau memakai  pintu  pendekatan  aspek keluarga tersebut  untuk menyamakan  karakter kita dengannya  guna  mendapatkan  perasaan KLIK antara  kita dengan dia.

Sembilan puluh sembilan  persen, dengan adanya  hubungan yang baik tersebut akan  bisa melempangkan  karyawan termaksud  untuk meraih tangga karier yang lebih tinggi.

Komunitas.

 Ada   route  lain selain tersebut diatas.  Seperti kita ketahui bersama,  bahwa pada era  sekarang ini, komunitas  "geng" positif   tumbuh  semakin  subur  melanda  hingga  lintas  generasi, lihat saja  semisal  komunitas  sepeda  Fun  Bike, Motor Cycle  hingga  yang  Moge, ada  juga  keluarga  VW Kodok maupun yang Combi, Kelompok  Kerja atau Organisasi  Porfesi  maupun yang non Profesi.  

Nah  sekiranya   atasan  anda  dan kita  ada  yang  aktif  disalah  satu  dari  komunitas-komunitas  seperti yang  dalam  contoh di atas, maka  kita  dapat memannfaatkan  jaring tersebut, selain akan mendapatkan net working  yang  lebih luas  kita  juga  bisa  akan  lebih  akrab  dengan atasan dalam  satu wadah  yang  akan   membawa hubungan  komunitas  ini  menjadi  pintu pendekatan  yang  sangat  berguna  dan efisien.


Keagamaan.

Banyak  jalan  menuju Roma  begitu kata pepatah, begitu juga bila  kita  mau  menuju dan menggapai sukses dalam berkarier.  Barangkali   ada juga  atasan  yang  tidak menyukai  kegiatan  lain  selain ini dikarenakan  oleh  latar belakang  yang  religius  ataupun  karena  sebab yang  lain.

Oleh sebab itu, apa salah nya  kalau kita  mencoba bergabung dengan beliau kalau memang kebetulan kita memang se IDE. Selain kita  bakal  bisa menambah ilmu keagamaan  sekaligus menambah keakraban  dalam menjalin silaturahmi dengan  atasan yang  nantinya akan  bisa membantu  dalam  mensinergikan  kemampuan kita ke  jenjang yang lebih tinggi.


Kesenangan atau Hobby.

Semua  orang hidup di dunia ini pasti mempunyai  hobby, sementara  yang membedakannya  adalah intensitasnya  dalam  melakukan hobby tersebut.  Begitu  banyak hobby yang sekarang ini bisa dilihat seperti,   hobby panjat tebing, mancing,  terbang layang, balap motor, baca  buku dan masih  banyak lagi  jenis hobby yang  belum  saya  sebutkan.  Bila  tidak menemukan  pintu masuk selain dari tiga pintu  pendekatan yang diatas,  pintu ini  adalah merupakan  pilihan yang  tidak bisa disepelekan  untuk kita   kita  lakukan.


Kinerja.

Dunia  memang  aneh, saya  pernah mempunyai  satu pimpian  yang hobbynya  tidak  banyak  di pilih  oleh kebanyakan orang.  Ceritanya begini, pada  suatu saat, dalam  acara  temu karyawan di perusahaan tempat  saya  bekerja, saya  disamperi  oleh BIG BOS  saya, artinya  dia bukan atasan langsung saya, namun beliau adalah  Presiden Direktur do perusahaan tersebut.

Beliau menanyakan  hobby saya , tentu dengan  senang hati  saya mengutarakan  kepada  beliau bahwa hobby saya  adalah  membaca dan olah raga. Dengan  sedikit  beringsut dari tempat berdirinya beliau, beliau mengatakan kepada  saya  bahwa hobinya  agak berbeda dengan saya, beliau bilang  bahwa hobbynya adalah KERJA.  Bisa dibayangkan, kalau  kerja  sudah menjadi hobby, lantas  masalah apa yang bisa  menghalangi  beliau untuk  tidak  bekerja.  Beliau   datang  pagi-pagi   dan  selalu pulang  sore  hari   disetiap  harinya, dan  yang  selalu saya  dapati adalah kondisi  beliau  yang  happy-happy saja.  Itulah barangkali  dahsyatnya sebuah HOBBY.

Nah  kalau  kita  menemui atasan  yang  seperti  poin  lima tersebut, langkah  pendekatan yang  musti dan kudu kita  lakukan adalah  kita  harus  masuk ke dunia  seperti yang atasan akrabi.  Maka  kita  mau tidak mau harus  mendekati  atasan tersebut dengan jalan  KINERJA.  Saya  yakin dengan  langkah  ini  pasti kita  akan mendapatkan atensi nya, yang  pada waktunya  itu semua  akan bisa  mendorong  dan membawa  kita  dalam jenjang  yang  lebih tinggi.

Dengan  jalan pendekatan  dari  salah satu atau  dua  dari yang  disebutkan  diatas  kita secara  sadar telah  melakukan  prinsip "MIRRORING STRETEGI" terhadap  atasan kita. agar  bisa mendapatkan FEEL KLIK  dari atasan.  Berdasarkan  theory, secara  ilmiah hampir  dapat dipastikan  bahwa kita akan mendapat  keberhasilan   dalam meraih  respek  atasan  seperti yang diharapkan, SO.......PASTI, tentunya dengan  catatan  bila  TUHAN  telah mengkehendakinya.

 Namun jangan  khawatir para  sahabatku , TUHAN pasti akan mengabulkan  semua  doa-doa kita, karena  TUHAN  telah berjanji  lewat  firmanNYA:   "Ud'uni  astajib  lakum"  yang  terjemahan bebasnya adalah  , pintalah kepadaku niscaya  akan kuberi.


Kalau  diatas ditulis bahwa, raih promosi, pintar saja belum cukup,  itu artinya  bukan berarti kita  semua   BOLEH  mengenyampingkan  atau  paling  kurang me-nomor duakan  kepintaran  dan  keahlian.

Semoga  ada manfaatnya.

 

Salam,

Maryono Rahardjo,

Bekasi , Penghujung  Desember 2010.

 

Senin, 27 Desember 2010

5 (LIMA) BEKAL PENTING MENUJU SUKSES.

Sukses  adalah kebutuhan dasar manusia.

Pada dasarnya, di dunia ini tidak ada orang yang tidak mau berhasil atau sukses dalam kariernya. Hampir  bisa  dipastikan  pada  semua  peradaban, dari  jaman  batu hingga nanti jaman  yang paling modern sekalipun, semua  orang pasti akan selalu   berlomba  untuk mendapatkan  kesuksesan.

Sementara, yang akan membedakan hanyalah  target  sukses dari masing-masing  individu tersebut, seperti tingkat seberapa besar  kesuksesan yang  diharapkan  atau berapa  lama  toleransi waktu yang mereka  sediakan   untuk meraih  itu  semua.


Lima  Bekal  Penting.

Disuatu hari, dalam kendaraan saya  pernah mendengarkan talk show di salah satu  radio di Jakata, dimana  saat itu  topik  yang diangkat adalah   tentang  Lima bekal (provisions)  penting yang seyogyanya harus  dipunyai oleh seseorang, untuk meniti  sukses    dalam berkarier. 

Sang pembicara kalau saya  tidak salah  saat itu adalah  Bapak Anthonio  Dio Marthin dari HR Exellency (?).  Beliau  membahas  panjang lebar tentang  bekal   yang  musti  dilaksanakan  dengan  hanya mengingat kata  kuncinya, yaitu  kata KITAB. Diharapkan dengan mengingat  kata kunci tersebut memori kita akan selalu CUN dengan esensi  yang terkandung dalam kalimat-kalimat yang melatarbelakangi kata tersebut.   

Sering kita mendengarnya, simple  untuk diucapkan,  namun mempunyai  bimbingan penalaran  yang sangat bermakna  dan amat dahsyat kekuatan yang  akan ditimbulkannya.

Sepertinya, dengan AKRONIM  kata tersebut diharapkan  agar mudah di ingat oleh siapapun. Namun yang perlu di ingat adalah, hal tersebut sepertinya  tidak  mudah untuk dilaksanakan, tindakan-tindakan tersebut butuh Commitment FULL untuk  mempraktekannya dalam kehidupan  sehari-hari.  Adapun esensi  yang melandasi dari akronim KITAB yang  dimaksudkan  tersebut diatas adalah  sebagai berikut,

1.     Knowledge.

2.     Integritas.

3.     Tuntas.

4.     Antisipasi.

5.     Buat Laporan

 

Untuk menggali  apa sebenarnya  yang dimaksudkan oleh pembicara  yang  saya sebutkan  diatas, mohon coba  simak penjelasan  yang beliau sampaikan,  yang  tentunya sudah  saya  coba  rangkai   dan lakukan  sedikit improvisasi disana sini, sesuai  dengan kapasitas dengar saya saat itu...

 

1.     Knowledge / Pengetahuan.

Begitu pentingnya ilmu pengetahuan, maka oleh para  leluhur kita , ilmu pengetahuan tersebut  di ibaratkan sebagai pelita atau penerang dalam  kegelapan. Terjemahan bebas saya   terhadap pepatah tersebut adalah ,hanya  pelitalah  yang bisa menjadikan  anak manusia  bisa  melihat dengan lebih jelas dalam  situasi  gelap gulita, sehingga  bisa  melihat  apa yang terjadi disekitarnya, yang kemudian juga  bisa memberikan dorongan   harus  berbuat apa untuk bisa segera  mendapatkan  apa yang mereka sedang cari.

Tidak seperti mereka yang tidak membawa  atau mempunyai pelita, niscaya  mereka  hanya  akan bisa  meraba-raba  serta  mereka-reka dalam mencari pintu keluar agar bisa segera  terbebas dari kegelapan, dan lupa  akan  tujuan semula yang sebetulnya harus  segera  mereka  dapatkan, karena  tidak  bisa  berbuat sesuatu yang  berarti.

Analogi dari  hal tersebut diatas terhadap perjalanan karier kita adalah, dengan  tidak disertai ilmu pengetahuan  , kita semua  akan tersendat-sendat   dalam melaksanakan  pekerjaan sehari-hari  karena  kurangnya  pemahaman  yang  memadai  terhadap  pekerjaan yang dibebankan kepada kita , dan akhirnya  kita  akan mendapatkan  kegagalan dan kegagalan, tidak seperti   teman-teman sejawat kita yang lain,  yang mempunyai pengetahuan  cukup, sehingga bisa melakukan pekerjaan dengan lancar  dan bisa meraih sukses tanpa  hambatan yang berarti.

Itulah maha pentingnya ilmu pengetahuan, semakin banyak ilmu yang kita kuasai akan semakin  bisa membantu   kinerja kita.  Kita  akan lebih bisa memaknai  cakrawala kehidupan dengan wawasan  yang orang lain belum tentu mempunyainya.


2.     Integritas.

Kejujuran  atau  ketulusan  hati  dalam kehidupan  sehari-hari  pasti akan mendapatkan tempat terhormat  dimata  masyarakat  secara  umum. Untuk  itu karakter  tersebut  sangatlah  didambakan atau dibutuhkan  dan yang pasti akan mendapatkan tempat tersendiri dalam pergaulan bagi mereka  yang bisa menyandangnya.

Hampir  bisa  dipastikan, kita  akan  sangat  marah besar dan kecewa  berat kalau  dalam keluarga  kita, baik itu anak, isteri, suami, adik, kakak,dsb, bila  ternyata, salah satu dari mereka ada yang berlaku tidak jujur dan  membuat   kecurangan  kepada  kita.

Bila kita tarik proyeksi kedalam lingkungan kantor kita,entah itu kita sendiri atau atasan kita, pastilah perilaku  ketidak jujuran tersebut sangatlah tidak akan disenangi oleh siapapun tanpa terkecuali.

Berangkat dari ilustrasi diatas, meski  diri kita  telah  bekerja  ekstra  keras, namun kalau  masih  melakukan ketidak jujuran meski sekecil apapun, niscaya  hal tersebut akan menghambat terhadap laju karier kita, untuk itu kita  harus membuangnya  jauh-jauh.


3.     Tuntas.

Seperti halnya  saat kita mengalami sakit dari jenis apapun, kalau pengobatan  yang  kita  lakukan  tidak bisa membawa  kesembuhan  yang  tuntas, maka kita  masih akan   merasakan  sakit  yang  sesekali bakal  muncul dan  akan  memberikan  rasa  ketidak nyamanan  pada  diri  kita.

Begitu juga sangat bisa dimaklumi kalau  pimpinan atau atasan  bahkan kita  sendiri, akan merasa tidak nyaman kalau  bawahan kita tidak bisa melaksanakan pekerjaan  yang diberikan serta  tidak bisa menghasilkan pekerjaan dengan predikat   tuntas  atau DONE, sehingga  masih membutuhkan  folow up aktivitas lainya, yang seharusnya   itu semua  tidak perlu terjadi.

Perlu diingat bahwa  SELESAI  belum tentu DONE, sementara kalau  done pasti  tuntas  alias selesai  dan yang terpenting lagi adalah missi  tugas  tersebut tercapai  hundred persen.

 

4.     Antisipasi.

Kata  antisipas  disini memberikan  pengertian  kepada  kita, bahwa kita  sebagai karyawan  harus  bisa  membaca  situasi, dimana  kita  harus   cepat tanggap  serta  tepat  dalam melakukan  tindakan  yang  dibutuhkan  baik oleh atasan maupun perusahaan  baik  atas permintaan secara  langsung maupun tidak langsung.

Di ibaratkan, kalau  kita megetahui pimpinan sedang membawa martil  untuk melakukan  penyambungan  balok kayu, maka kita  harus  bisa segera menyiapkan  paku yang  kira-kira  cocok  dengan  kebutuhan, baik itu  jenis  maupun ukurannya.

Sehingga, baik atasan maupun perusahaan, bukan mustahil mereka  akan memberikan apresisasi kepada  kinerja kita, dimana  kita telah  datang tepat pada waktunya dengan  solusi  yang  tepat guna  pula, sehingga  mutual benefit akan  hadir  untuk  kita sebagai karyawan maupun untuk atasan atau perusahaan.


5.     Buat Laporan

Meskipun  kita  telah  bisa  melengkapi  ke 4(empat) aspek  bekal penting / kunci  sukses tersebut diatas, namun  bila tidak  dilengkapi dengan  aspek yang kelima  niscaya hal tersebut  akan  kekurangan  makna.

Pada dasarnya, banyak atasan  akan sangat menyenangi pada  subordinatenya  yang selalu  mampu memberikan  laporan  yang  cepat  dan akurat atas pekerjaan  yang  telah  didelegasikannya.  Oleh karena, hal tersebut akan  bisa  meringankan tugas  atasan  dalam memberikan info  tertulis kepada jenjang yang lebih tinggi, dimana tidak harus  mengeluarkan energi  extra  untuk  melakukan  write down  dari hasil  laporan  yang  mungkin  hanya  verbal dari bawahannya.

Laporan tersebut akan memberikan NILAI PLUS terhadap si pembuat, karena  kenyataanya banyak diantara para  karyawan  yang  masih mempunyai kendala bila  diminta  untuk membuat laporan atas hasil kerja mereka. Karena  sejujurnya, memang tidak  mudah  untuk membuat laporan yang bisa dimengerti  oleh orang  selain  si pembuat.

Tentu hal tersebut  sedikit tampak sulit untuk dilakukan, namun tidak ada hal  yang mustahil, bila kita  masih ada kemauan untuk mencoba dan mencoba.  Perlu di ingat, tidak ada seorang bayipun yang terlahir didunia ini langsung  bisa  berlari  tanpa harus belajar berjalan  terlebih dahulu.


Bila kita  selalu siap, pasti kita akan selalu disiapkan oleh NYA.

Kesimpulan dari rangkuman paparan tersebut diatas, bila kita  semua  bisa  mempersiapkan diri dan melaksanakan  dengan 5 (lima)  bekal penting  tersebut diatas, sesuai  dengan  hukum bisnis yang  berlaku, maka  siapa  yang selalu siap, dia akan menuai sukses dan akan selalu dipersiapkan  untuk kedudukan lebih tinggi dari  yang  sekarang mereka sandang , meski dia  belum pernah  memimpikan sebelumnya.


SELAMAT  MERENUNGI  TULISAN TERSEBUT SAMBIL NGUPI , NAMUN BEGITU,  TIDAK ADA SALAHNYA  HAL BAIK TERSEBUT UNTUK DI  CUBA.

 

Salam Sukses,

Maryono Rahardjo,

Bekasi, akhir desember 2010.

 

Minggu, 10 Januari 2010

MEMBINGKAI INISIATIF UNTUK SEBUAH KESUKSESAN

Bob Nelson, dalam bukunya 1001 Ways to take  Initiative At Work menulis  berbagai  cara untuk  memahami, memulai dan membuat  inisiatif dalam dunia  kerja.   Tak  kurang dalam  mukadimah bukunya dia mencoba menulis  untaian  kalimat – kalimat indah yang  terangkai seperti dibawah.

Kesalahan  terbesar dalam kehidupan ini adalah jika berfikir bahwa  anda  bekerja  untuk orang lain.  Benar, mungkin anda memiliki seorang atasan  dan  anda  mendapat gaji dari perusahaan  tempat  anda bekerja tapi, pada  akhirnya, andalah orang  yang  menentukan  nasib anda  sendiri.  Andalah  yang  memutuskan  potensi apa yang  anda  raih  dalam karir dan  apa  yang  pada  akhirnya anda  capai dalam  kehidupan.

Tanpa  memandang  dimana, apa pekerjaan dan  kepada  siapa anda  bekerja, anda  bisa  membuat  perubahan. Secara  khusus, prinsip  ini  berlaku ditempat  anda  bekerja. Setiap  hari  anda  memiliki kesempatan  untuk menjadi  karyawan  terbaik, karyawan nomer satu  dan  karyawan  istimewa.  Anda  dapat  membuat  saran-saran  demi perbaikan  suatu  produk  atau  jasa  atau  memberi pelayanan yang  lebih  baik kepada  para  pelanggan anda. Anda  bisa  mengidentifikasi  suatu  peluang  untuk  menghemat uang  perusahaan atau  mewujudkan satu  gagasan  atau  inovasi  baru. Anda  bisa  membantu mitra  kerja  anda  bagaimana melakukan pekerjaannya  dengan  lebih  baik lagi atau  belajar satu  ketrampilan  baru  yang  bisa  bermanfaat untuk menemani  sisa hidup anda.

Ini semua  membutuhkan inisiatif  yaitu untuk  mengambil  tindakan  guna menuntaskan  suatu pekerjaan tanpa harus menunggu  atasan  memerintahkan  kepada  anda  untuk menyelesaikannya  atau  kapan  dan bagaimana cara  untuk melakukannya.

Tentang  inisiatif.

Tidak  perduli  mereka  mengetahui  atau  tidak, setiap  manajer selalu mengharapkan bahwa  setiap  karyawan bebas  berpatisipasi  dan  urun  rembug, seperti  halnya  setiap  karyawan menginginkan  dirinya  dihormati, dipercayai  dan  dinilai  atas  peran  mereka  dalam  gambar  besar kredo  perusahaan.

Lantaran  tak seorangpun memiliki  semua  jawaban dan  tak  seorang  manajerpun  memahami  suatu  pekerjaan secara  detail  selain  karyawan  yang  memegang  pekerjaan  itu,  maka tidak  ada  keharusan untuk  atasan  boleh  mendiktenya.

Jadi  andalkan  diri  anda  sendiri, disini dan  sekarang  ini, bahwa  anda  tidak  akan  melepaskan  sebuah  peluang  begitu  saja, dimana  anda  bisa  membuat  perbaikan, atau  menghemat uang  perusahaan, atau  melayani  konsumen  dengan  lebih  baik, tanpa  urun  rembug  atau  mengajukan  usul.

Adapun  hasilnya  nanti, ini adalah  tugas  anda, tidak  semata-mata  untuk  kepentingan  perusahaan  anda, tapi  juga  demi kepentingan  anda  sendiri.

Mimpikan mimpi-mimpi  besar, dan  lecutlah  diri  anda  ke  standard  yang  lebih  tinggi.  Jangan  takut mengatakan yang  ada  dalam  pikiran  anda, jika  anda  benar  percaya  itu semua  akan  mendatangkan kebaikan. Di tangan andalah  kunci bagi  masa  depan anda  sendiri.  Bangunlah  masa  depan  sebagaimana  yang  anda  inginkan dan  jangan  biarkan  siapapun  menentukan  masa  depan  anda.

Begitulah rangkuman  hasil baca tentang  INISIATIF  yang  pernah  saya  dapatkan  dari salah  satu  risalah  yang  pernah  ditulis oleh  jd'lwejwe;fkjwe;fjk, yang telah saya edit dan tambahkan disana-sini, dan ini menurut saya lho.... untuk menambah  gurihnya  kalimat – kalimat yang ada tanpa mengurangi esensi  secara  keseluruhan.

Membingkai inisiatif.

Inisiatif adalah roh yang  bisa  menggerakkan  semangat kita  dalam  bekerja  untuk  mendapatkan  nilai  lebih, mendewasakan  cara  berfikir serta   yang  bisa mengantar  kita  untuk  bisa memberikan  sesuatu  lebih  dari  yang  diharapkan pelanggan. Hasilnya bisa  kita  analogikan dengan, seberapa  besar  daya  pantul  yang  akan  dan  bisa  ditimbulkan,  niscaya akan  bergerak   linier   dengan  seberapa  besar tenaga  yang anda berikan saat melempar  bola inisiatif ke  dinding kerja, layaknya dalam  permainan  SQUASH.

Berdasarkan  pengalaman penulis, keniscayaan  ini  akan  berlaku  dan  diberlakukan  dalam  segala  kondisi tidak  hanya  dalam  permainan  tersebut  diatas, namun  juga  berlaku  dalam  kehidupan  kerja kita sehari-hari, maka seberapa sering serta seberapa besar sesuatu yang anda perbuat, akan menentukan  seberapa  besar sesuatu  yang  akan  anda dapat.

Apakah  rumus empiris yang  pernah  didapatkan oleh banyak orang  ini  masih berlaku dalam  keseharian kita sekarang, maka cobalah anda  membangun kebiasaan  berinisiatif dalam  berkarya, agar bisa  anda  masuk dan   berdiri paling depan dalam  baris  antrian  agar bisa segera  mendapatkan  serpihan-serpihan  mozaik sukses yang nantinya anda dapat  rangkai dan membingkainya dalam sebuah kesuksesan. 

Teka teki terakhir yang tidak kita ketahui adalah waktu dan tempat kapan  kita  akan mendapatkan itu semua ,oleh karenanya  kita harus selalu  merintis  disetiap hembusan nafas.  Mengingat pada  hakikatnya kita semua hanyalah  para pemeran  yang kini sedang menunggu  adegan  yang musti dan  kudu  dilakonkan sesuai skenarioNYA.

Bekasi, Medio Januari, 2010.

Rabu, 06 Januari 2010

BELAJAR MENGHARGAI WAKTU UNTUK MERAIH SUKSES

 

Manfaat waktu perjalanan.

 

Rumus  umum, bila anda ingin dan  berharap dipertimbangkan  untuk dipromosikan  ke  jenjang  yang  lebih  tinggi  meraih  sukses dalam organisasi sebuah  perusahaan, maka  anda  seyogyanya setiap waktu  harus selalu mengambil langkah penting  yang  bagi banyak orang  langkah  tersebut  sering dilupakan   yaitu  setiap saat harus selalu menghiasi  diri  dengan kecakapan  yang  memadai. Bagaimanakah caranya  untuk  sampai  pada   kebiasaan seperti  itu? Tentunya jawaban untuk itu hanya ada satu kalimat klise  yaitu  kita  tidak boleh  jeda  apalagi  harus berhenti untuk BELAJAR.

 

Kondisi  yang demikian memang tidak  dengan mudah  bisa  kita  dapatkan, karena  kenyataannya hal tersebut justru merupakan   kendala  besar  bagi kebanyakan  orang.  Padahal, hal tersebut sejatinya  bisa   dimulai  dengan menjadikannya  waktu senggang dalam  perjalanan, yang notabene  sering kita  lewatkan begitu  saja, kita manfaatkan   secara  optimal  guna  mengasah diri atau belajar. Oleh  karenanya langkah    yang  tidak bisa ditawar-tawar lagi  adalah  dengan  cara   menghargai  waktu  luang  dan  mengaturnya  sebaik mungkin seperti dalam  teory yang penulis  dapatkan dari bukunya  James K. Van Fleet , yang  saya  coba  simpulkan  tersebut dibawah.

 

Seperti  yang  kita maklumi bersama , kalau  anda   bekerja  selama  40 jam  seminggu       ( Senin – Jum'at) dan  tidur  delapan  jam sehari, maka  sesungguhnya  anda  mempunyai  waktu  sisa sebanyak 40 jam per minggu, tentunya selain jatah hari Sabtu dan Minggu.  Memang  benar, sebagian  dari  waktu  yang  tersisa tersebut masih  dianggap  waktu  kerja, karena  anda  anda masih harus  menggunakan  beberapa  jam lagi untuk  menempuh  perjalanan pergi  pulang  ke dan  dari  kantor.  Oleh  sebab itu, disarankan waktu dalam  perjalanan  tersebut  sama  sekali  tidak  boleh  disia-siakan dan  harus  dimanfaatkan  dengan baik dan benar. Mengingat  kebutuhan   waktu  yang  musti alias  wajib  disediakan  saat perjalanan  tersebut hampir pasti  tidak  akan  kurang  dari 2(dua) jam  lamanya , baik untuk anda yang naik kendaraan umum maupun anda  yang  mambawa  kendaraan sendiri.

Untuk itu, bagi  anda  yang  memakai jasa kendaraan umum,  waktu perjalanan  anda  dapat dan  bisa  dimanfaatkan lewat dua  cara yang  sangat  mungkin  bisa  dilakukan.  Anda  dapat saja  mendengarkan kaset  pembelajaran  tertentu, atau  mendengarkan talk show  dari  beberapa  radio yang  mempunyai  program  pembelajaran untuk itu.  Kalau tidak memungkinkan,tentu anda masih juga  dapat  melakukan  langkah   kreatif  untuk merekam  ( dgn jasa orang lain atau beli )  beberapa  data  tertentu  yang  ingin  anda  pelajari dari  beberapa  sumber yang  sangat  mudah  untuk  anda dapatkan, misalnya merekam dari  acara  talk show radio, televisi ataupun   acara  lain yang sejenis.   Disamping itu, anda  bisa  juga memanfaatkan  waktu  luang  tersebut  dengan membaca  buku-buku  yang mengajarkan  banyak manfaat demi kemajuan  karier anda, mulai dari ilmu  ekonomi & keuangan, manajemen, teknik  maupun jenis  ilmu lain  yang  anda  minati.

Bagi anda  yang pergi ke kantor   dengan membawa kendaraan sendiri (menyetir) bisa  melakukan  dengan  cara yang  hanya  ada  satu  pilhan  yaitu mendengarkan  radio  atau mendengar  rekaman  yang  telah anda  persiapkan  sebelumya.  Langkah   ini menurut  saya adalah cara  yang  paling mungkin  dan  masih  bisa dianggap  save yang bisa  dilakukan  oleh   para PENYETIR  bila sedang  berkendara  sambil menikmati  kemeriahan  dan hiruk pikuknya  lalulintas kota.

 

Mendengar  dan atau   Membaca =   Belajar

 

Banyak  diantara  kita  yang  pernah kuliah atau setidaknya  pernah mengecap bangku kuliah  seperti  penulis. Seperti  yang  kita ketahui dalam  perkuliahan  setiap mahasiswa  harus  mengikuti  dan  bisa  menyelesaikan  jumlah  mata kuliah  dengan  jumlah  SKS  tertentu.  Kalkulasi SKS  secara  bebas  bisa  dipahami  seperti  ini. Satu SKS itu adalah jumlah jam pertemuan (belajar-mengajar)   sebanyak  minimal  16 (enam belas) pertemuan  selama  satu jam pembelajaran, yang kurang lebih  50 (lima puluh) menit.

 

Dari ilustrasi  diatas  kita  bisa  menghitung berapa banyak  jumlah  SKS  yang bisa  kita  dapatkan  atau  kita  selesaikan, kalau  dalam sehari kita  bisa  belajar (mendengar  dan atau  membaca )  paling kurang  selama 2(dua) jam per hari selama  setahun. Apalagi kalau  kebiasaan  itu  kita  bisa  kita  lakukan  dan  pertahankan sepanjang  kehidupan meskipun  sekarang anda  telah  bisa mencapai atau mendapatkan  posisi penting  pada  sebuah  perusahaan.  Karena  perjuangan   untuk maju  demi  meraik sukses  itu  tidak  pernah ada kamus  untuk  jeda  apalagi berhenti.

Dalam  bukunya  SUN TZU pernah mengatakan, pada  hakikatnya  dunia  bisnis itu  tak ubahnya  dunia  peperangan. Dari masing-masing perusahaan saling ingin   mengalahkan  demi tercapainya  tujuan  perusahaan. Sejatinya tidak  jauh  berbeda , diantara  para  karyawan  dalam sebuah perusahaan, bila  dilihat  dari kacamata  pribadi, sejatinya  mereka juga  menjalani peperangan  dalam memperjuangkan cita-cita mereka masing-masing. Tentunya  kondisi peperangan yang  dimaksud  kali ini  berbeda  jauh dengan kondisi  peperangan  yang  sesungguhnya  maupun kondisi peperangan   antar  perusahaan, melainkan  hanya  berperang dengan senjata kreativitas, ketrampilan dan  pengetahuan.

Untuk itu Sun Tzu mengatakan"  Siapa  yang  mencapai  dan menduduki medan pertempuran lebih dahulu mempunyai  waktu untuk beristirahat dan  menunggu kedatamngan musuh. Mereka  yang  lambat  tiba di medan pertempuran harus  dengan tergesa-gesa  melibatkan diri dalam  pertempuran  sementara  mereka  masih lelah  dan  kehabisan  nafas".

Dalam  kata  bijak tersebut diatas, saya  mengartikan dan  membaca  kata mencapai dan menduduki  pertempuran  tersebut , dibaca  sebagai  siap terlebih dahulu atau  selalu siap dalam  peperangan.  Dalam  persaingan perebutan  promosi  karier , kita harus selalu  siap disetiap  saat dengan  jalan  kita  harus  selalu mengasah diri  untuk mendapatkan wawasan dan pengetahuan serta  ketrampilan dengan  jalan  selalu belajar (mendengar  dan atau  membaca ) dari media yang  tersedia dan terjangkau.

Untuk memulai kebiasaan  yang  baik tersebut  tidak  ada  salahnya bila kita untuk mencoba  memutar  sesuatu  yang  lain, yang sangat mungkin akan  membuahkan  hasil yang sangat  berguna untuyk perjalanan karier anda , katimbang  hanya mendengarkan  lagu-lagu  saja. Siapa  tahu  langkah  kecil  ini  bisa  menjadi  kebiasaan, karena saya  yakini bahwa akumulasi  langkah-langkah itu  akan  menjadi kebiasaan. Siapa  tahu  dengan hanya menyisihkan  waktu  dua jam per hari saja dari paling  tidak ada tiga jam  yang  selalu  anda lewatkan  dalam  perjalanan, akan menjadikan  anda  selalu menjadi seseorang yang  selalu  tidak  PANTAS untuk posisi yang  sekarang, dan oleh karenanya  akan  selalu pantas untuk selalu dipromosikan. Opo ora  hueebatt.

Akhirnya, mari kita  jadikan  kebiasaan  belajar  ini menjadi  kebutuhan, layaknya  kita  butuh makan,meskipun  tanpa  ada perintah maupun SK untuk itu, kita  akan  segera  mencari makanan, kalau  tidak ingin mendapatkan sesuatu  yang bersifat   SISTEMIK dari kelaparan yang anda sedang rasakan.

Selamat belajar menghargai waktu untuk meraih sukses, dan tak lupa penulis sampaikan salam : " HAIKKK...... WONOKROMO....... SUROBOYO............PIRO  DOKARANE ".

 

BEKASI, JAN 2010.