Minggu, 29 November 2009

GAIRAH DALAM KEHIDUPAN DAN KARIER

Empat  tahun lalu, disebuah   klinik praktek  dokter spesialis , saya  bertemu  dengan  seorang  ibu yang  saat  itu  baru  saja   berkonsultasi  dengan  dokter gizi, karena  sehari  sebelumnya   dia  didiagnosa  oleh  seorang   dokter  spesialis  penyakit  dalam, bahwa dia  sekarang  positif mengidap   penyakit  diabetis.

Seperti  dalam  pengakuannya  pada  saya , dia  sangat  kaget  sekali  mendengar vonis dari  dokter  internis  itu, karena  seperti  yang  telah  dia ketahui sendiri  lewat  berbagai  informasi serta  ditambah   juga  banyak orang yang  sering mengatakan, bahwa  penyakit  diabetis  tidak  bisa  disembuhkan,  bahkan  ada yang   mengatakan  lebih dari itu  bahwa   dia  akan  mengalami penderitaan dalam  menjalani  sisa  kehidupnya. Sejak  vonis  itu  dalam  benaknya  selalu  dibayangi  aktivitas kehidupan   yang  tidak  dia  sukai diantaranya  adalah , saat  makan  nasinya  harus  ditimbang  karena  bagi pengidap diabetis dia  tidak  boleh  makan  banyak melebihi takaran.

Dia  juga tidak  boleh  makan  sesuatu  yang  berupa  goreng-gorengan, padahal dia sangat  menyukai   apapun  yang   serba   digoreng, mulai dari   tempe goreng, nasi goreng, pisang goreng, ayam  goreng , daging  goreng  maupun  gorengan   yang  paling dia  sukai  yaitu  bebek  goreng.  Untuk minuman begitu  juga rupanya,  tak  ubahnya  bila dibandingkan  dengan   makanan, dia  harus  mengatur  diri. Minum   tidak  boleh terlampau manis, gulanya  harus  hanya  sekian miligram.  Padahal   kebiasaanya  selama  ini dia  paling  suka  pada minum minuman  yang  serba manis, seperti  kopi  manis atau "nastelgi", es campur , es teler maupun minuman – minuman manis  yang  lain.  Jelasnya  dia  harus  membatasi  semua  apa  yang  harus  dimakan dan diminum , dan  yang  lebih  penting  semuanya  harus sesuai  dengan  aturan  yang  dianjurkan  oleh  dokter gizi tentunya.

Dimata  saya , ibu  ini  sudah  kehilangan  "gairah" dalam kehidupannya.   Dalam  benak  si  ibu  tersebut , saya  menduga, seolah dia  telah  divonis  untuk  tidak akan  bisa  berumur panjang  lagi seperti  yang  pernah  dia  cita-citakan  sebelumnya.  Padahal , dia  ingin sekali  bisa  melihat langsung  bagaimana  anak2nya  tumbuh  dalam  menapaki  masa-masa  remajanya.  Malahan  dia  juga sangat  memimpikan   bisa  menikahkan  anak-anaknya  serta  bisa  mengadakan   pesta  yang  meriah dan  tentunya   pada  tempat  yang  sangat   bergengsi   di  kotanya.  Impian   yang  terdahsyat  dan    terbesar  yang  dia katakan   pada  saat  itu  adalah, kalau  dimungkinkan  dia  bisa  mengalami dan  merasakan  untuk  masa-masa  yang   menyenangkan sebagai  orang tua  yaitu   bisa bercengkerama  dengan  anak cucunya kelak kemudian  hari.

Sekarang  dia merasa  bahwa  kehidupannya  tak ubahnya seperti  kisah  sandiwara  panggung  yang  sudah mulai   membosankankan  bahkan  dia     pernah  berfikir kenapa  masih  diberi kehidupan kalau  hanya  untuk menikmati  sisa  hidup yang  mengharuskan    dia untuk  bersahabat dengan   kehampaan.   Kesimpulan saya,  ibu  ini  telah  kehilangan  gairah   hidup, dia  mulai merasa telah  mulai  ditinggalkan  oleh  sesuatu  yang  berbau  keindahan  walaupun  itu  hanya  sebatas   mimpi. Baginya  hidupnya  telah  sampai  pada  episode  terakhir.  Padahal  kematian  serta  apapun  yang akan terjadi  di  dunia  ini  tidak  bisa  terwujud  tanpa  adanya  campur tangan  atau  kehendakNYA, dan  bukan  berdasarkan  ramalan  maupun  judgment  seseorang.   

Untuk  itu, gairah  memang  dibutuhkan  dalam  menjalani  kehidupan ini, baik  pada  kondisi  apapun, semisal  dalam bercinta, menjalin persahabatan, berorganisasi, bekerja, berkreasi  maupun  dalam  memaknai  kehidupan   itu  sendiri.

Saya  dulu  disaat  masih remaja pernah  berpacaran dengan   seorang  gadis  yang  menurut  saya  saat itu  dia sangatlah sempurna, dia  sangat santun, berbudi   dan  cantik.  Untuk  itu  jalan  apapun  saya  coba  dan tempuh agar  bisa  mengenal dan  sekaligus  mendapatkan nya. Berbagai  cara saya  tempuh,  untuk  bisa  merealisasikan  keinginanku. Itu  semua  bisa  saya  lakukan  karena  gairah  cinta  saya  terhadap  gadis  tersebut  sangatlah  besar.  Karena  gairah  maka  muncul  semangat  juang  yang  cukup tinggi  untuk memperjuangkan tercapainya  keberhasilan.  Saya  bisa  memastikan  kalau  seandainya  pada  saat  itu  tidak  ada  gairah, maka  tidak  akan  ada  perjuangan  atau  usaha yang  bisa  mempertemukan  saya  dan  gadis  itu dalam  jalinan  asmara.

Pernah  saya  melihat  disuatu  saat  sepasang  cowok dan  cewek  saling  berbaku  hantam kata alias  ribut  di suatu  tempat.  Menurut  pengakuan  si wanita, cowoknya  tersebut  sudah  sering  tidak  menepati janji dan  menyayangi dia lagi  seperti  waktu-waktu  sebelumnya.  Setiap  si wanita  kirim SMS  kepada  si cowok,  si cowok   sudah  tidak  pernah  mau  lagi  membalasnya.  Kalau  kecolongan dan  terlanjur  si  cewek  bisa  kontak  di Hpnya ,dia  hanya  menjawab  sekenanya  alias  ogah-ogahan  serta  sudah tidak  ada  kata-kata  rayuan maupun  kata  mesra   seperti  yang  pernah  dia  lakukan  selama  ini. 

Dalam  kasus  ini  saya  pribadi  berkeyakinan, bahwa  dalam  drama  percintaan tersebut  si  lelaki  sudah  kehilangan  gairah  untuk  meneruskan  percintaannya  dengan  si wanita  tersebut. Meskipun si wanita  masih  mempunyai  gairah  yang   sebesar   dulu,  seperti  saat  mereka  baru  mengenalnya dan saat  mulai  melakukan  pacaran.  Sekali  lagi  ini  menunjukan kepada  kita  semua, bahwa yang  namanya gairah  itu  sangatlah   menentukan  terhadap tumbuh kembangnya  cinta atau  terlaksananya kehendak  seperti  yang  diidamkan.

Gairah  dan  kesuksesan  kerja.

Begitu  juga  terhadap  kehidupan  kita  sehari-hari  termasuk  dalam meniti   karier  , gairah  adalah  salah  satu  prasyarat  untuk tercapainya  semua  dari  apa  yang  kita  harapkan. Boleh  jadi  kita  telah  mengetahu  beberapa  prasyarat lain seperti,

  1. Mempunyai  pengetahuan  maupun skill kerja
  2. Punya  keinginan  maju,  siap  berubah  dan  mau  bekerja  keras
  3. Dan  masih  banyak  lagi  petunjuk-petunjuk  sikap  yang  bisa  dijalankan

Namun  itu semua  rupanya  belum  memenuhi   persyaratan  yang  sempurna  kalau  tidak  pernah  ada  kesadaran untuk  selalu  bisa  memelihara   gairah  yang  memadai sesuai  kebutuhan.  Karena, seperti  yang  kita  ketahui  bersama, tidaklah  gampang  dalam  memperjuangkan  cita-cita. Itu  semua  membutuhkan  waktu, bisa dalam  hitungan  hari, minggu, bulan  dan  atau bahkan  tahun. Waktu  yang  dibutuhkan  biasanya relatif  berjalan  lurus  dengan  besar kecilnya  target. Untuk  itu  kita  semua   harus  pandai-pandai  mengelola gairah kerja  agar  bisa  tidak  gampang  patah  semangat apalagi   menyerah  ditengah  jalan. Karena  apa  yang  kita  perjuangkan  barangkali atau mungkin memerlukan  durasi  yang  cukup panjang  serta   membutuhkan  kontinyuitas  adanya gairah kerja agar  kita  selalu  bisa  menciptakan  kegairahan  kerja  disepanjang  waktu.

Bila  kita  tidak  bisa  selalu  menyiapkan  kegairahan  seperti  yang  dibutuhkan, hampir  dipastikan  apa yang  diperjuangkan  akan  tinggal  menjadi  sebuah kerangka besar  yang indah  nan  apik akan  tetapi  telah  kehilangan roh dan  makna.   Maka disarankan  ambilah   gairah  yang  bukan  dari  sumber  "FOSIL"  sehingga bisa  di daur  ulang  dan anda tidak akan  kehabisan sumber  GAIRAH .  Yang  pada  gilirannya anda   selalu  akan bisa mendapatkan  kegairahan yang  cukup  dalam  kondisi  apapun  dan  akhirnya  bisa  mendapatkan  kesuksesan  kerja yang  anda  idamkan, meskipun  itu  semua  harus  meliwati  perjalanan  yang  berliku  serta  sangat panjang    bahkan   melelahkan.

 Gairah  RUPANYA  memang  penting  dan PERLU.

BEKASI  NOPEMBER .2009

Jumat, 20 November 2009

PENINGKATAN KUALITAS DIRI

Dalam  era  bisnis  yang  semakin ketat persaingannya, tentu  saja  sudah  menjadi keharusan alias  wajib dan kudu bahwa suatu  perusahaan  musti  membuat atau mempunyai  Job Description untuk  setiap  karyawannya.  Berangkat  dari  hal  tersebut  diharapkan    masing-masing karyawan  akan  bekerja   dan atau   bisa  melaksanakan  tugas pekerjaannya  sesuai  dengan   aturan main dan  tujuan  yang dikehendaki oleh  perusahaan.  Selain hal tersebut diatas    tentu  saja  diharapkan  agar  setiap  karyawan  mempunyai  pekerjaan  yang  jelas  serta tidak akan  terjadi adanya tumpang  tindih  tugas  diantara  para  karyawan , yang pada akhirnya  akan  dapat tercipta  atmosfir  kerja    kantor  yang  baik dan harmonis, efektif dan efisien.

Meskipun karyawan telah  mempunyai  job description  masing-maisng, sangatlah  dianjurkan   bagi  setiap  karyawan  untuk  bisa  meningkatkan  kualitas dirinya  secara  terus  menerus.  Kenapa begitu, karena dengan  kualitas  diri  yang  meningkat  akan  menjadikan  karyawan  bersangkutan  dapat menemukan pintu  masuk  untuk bisa mendapatkan  respek   yang  berarti,  baik  dari   teman  sejawat,  atasan   maupun  oleh  managemen  perusahaan.  Berdasarkan   pada   pengalaman  banyak  orang, kalau  seseorang  atau karyawan telah  mendapatkan  respek  dari sejawat, atasan  serta   manajemen perusahaan, karyawan yang  bersangkutan sudah  bisa  dikategorikan  mencapai  anak tangga  terakhir  dalam  pendakian untuk  mencapai  pelataran jenjang karier  yang  lebih  tinggi.

Sayangnya,  berdasarkan   pengalaman  saya  selama  ini tidak banyak  karyawan  yang  punya inisiatif  sendiri  untuk  meningkatkan  kualitas  dirinya secara sadar  dan  sukarela. Mereka  sering  mengatakan  bahwa peningkatan  diri  karyawan  itu  merupakan  tanggung jawab  mutlak  dari perusahaan. Untuk  itu  menurut dia  karyawan  tinggal menunggu saja  atas  inisiatif  perusahaan  dan  tidak  perlu harus  menjemput bola. Untuk  keperluan  itu malah  tidak  sedikit yang  mengatakan " emang  digaji  berapa broo?? ",kalau  untuk  itu karyawan  harus  berinisiatif  sendiri  alias harus   sukarela  segala.   Karena   kebanyakan  dari  mereka  merasa  secara  yuridis  telah  melaksaknakan  semua tugas sesuai  dengan kesepakatan dua pihak   alias apa  yang  dia  lakukan sudah  pas dengan besaran imbalan yang  disepakati.  Mereka  juga meyakini  bahwa  kalau  mereka meningkatkan  kualitas  diri dengan  cara   bekerja  melebihi  atau  diluar dari job description  yang  ada, mereka berasumsi hanya  akan  buang-buang waktu dan energy  karena  hanya perusahaanlah   yang  akan  mendapatkan  keuntungan.

Itulah  perlunya  kita  sebagai   sebagai  karyawan  harus  belajar juga memahami  ilmu  marketing. Karena dalam  ilmu  marketing ada  kunci dahsyat  yang  harus  dilaksanakan  bila  marketer  mau  mencoba  memperebutkan   hati KONSUMEN, yaitu  disarankan untuk memberi lebih  layanan dari espektasi  atau  pengharapan   konsumen yang  sedang  diprospek.  Kunci  ini pada dasarnya  tidak  hanya harus   dilakukan  saat marketer akan  menjual barang saja, namun juga  bisa  dilakukan atau diaplikasikan  pada  saat   karyawan   sedang  melakukan "jual diri"  pada  perusahaan alias  memasarkan  dirinya  untuk   meniti pengembangan kariernya. Kita  semua  harus  tahu  bahwa  konsumen  dari jasa yang  diberikan  oleh karyawan  adalah atasan  dan menejemen perusahaan.

Padahal  untuk  mendapatkan cara  agar  bisa  membina   kualitas  diri, sebetulnya bisa dilakukan  dengan   tidak  harus  mengeluarkan  biaya  yang   banyak. Semuanya   bisa  dilakukan sendiri  tanpa  adanya  keterlibatan orang  lain  dan tidak  ada yang  mengharuskan  beli ini dan  itu. Karena  modal yang  dibutuhkan  untuk mengawali itu  semua  adalah  hanya ambisi  keras  untuk maju dan selanjutnya adalah komitmen.

Menurut  para  pendekar  etos kerja  serta  para  pakar  manajemen ada  beberapa cara  untuk meraih dan membina   itu semua. Berdasarkan   referensi  dari  beberapa buku  bisa  saya  simpulkan  sekurang- kurangnya  ada  tiga  cara  yang  bisa  untuk mencoba melakukan  pembinaan kualitas  termaksud.  Langkah  tersebut  dibawah  selain saya  sunting  dari  karya  tulis  James  K. Van Fleet   dalam  bukunya : The 22 Biggest  Mistakes Manager  Make  and How  Correct  Them, juga  saya  coba tambahkan  dari  hemat  saya  akan mempercepat  proses pembinaan  yang dimaksudkan.

Pertama,  Anda  akan segera berkembang  bila  pekerjaan  menuntut kemampuan  anda  lebih  dari  biasanya.  Apabila  tugas-tugas  anda  yang  sekarang  ini  sudah  tidak  lagi  ada  tantangannya, maka  sudah  tiba saatnya  buat  anda  untuk  mulai  melirik kanan kiri  atau  menoleh kelahan   lain, khususnya  keatas  untuk  mencari  bidang  pekerjaan  atau  tugas-tugas baru  yang  anda  minati.

Kemukakan  pada  pimpinan atau  atasan anda bahwa  kalau  diijinkan, anda  akan  membebaskan   atau  setidak-tidaknya  mengurangi dari beberapa  tugas  rutin  atasan  untuk  anda  bantu  mengerjakannya, sehingga  atasan akan mempunyai  banyak  waktu  untuk  mengerjakan  pekerjaan  lainya  yang  mungkin  jauh lebih  berguna  dan  berarti demi kemajuan  perusahaan. Buat  anda  sendiri  atas  kepercayaan  yang  telah diberikan serta atas  keberhasilan  yang  dicapai   akan  menambah  kepercayaan  diri  yang   pada  giliranya  akan  membuat anda  terpacu  untuk  meraih  impian  yang  lebih  tinggi.  Seperti  hukum  bisnis  yang  sudah dimaklumi oleh kebanyakan orang,  peraihan prestasi  hampir  dipastikan akan   berdampak  pada  imbalan  finansial  yang  memadai yang  akan  diterimanya  kemudian hari.

Kedua,  jadilah  atasan  bagi  diri  sendiri. Ini  sebetulnya  sejalan  dengan  slogan dari pemerintah  yang  pernah  kita  sering dengar  beberapa  tahun yang lalu, yaitu WASKAT atau  pengawasan  melekat. Sebagai  karyawan diharapkan  mereka  bisa   bekerja  optimal  tanpa  harus  adanya  kehadiran phisik sang  pengawas. Kalau  paham   ini  bisa  dilaksanakan  disetiap  karyawan akan  tercipta menejemen yang  efektif dan efisien.

Dengan  menganggap  dirinya  adalah  atasan, logika yang  diharapkan muncul adalah  semua  pelaksanaan kerja akan  bisa  dikerjakan  dengan  senang hati  tanpa  ada  rasa  keterpaksaan  serta  tanpa  adanya  kalkulasi   untung  rugi  yang  sering  meracuni  pikiran  buruk para  karyawan.  Sadarilah  bahwa  sebenarnya , hukum  take  and  give itu sepantasnya  selalu disemaikan di hati sanubari kita, karena  sesuai  dengan  janji TUHAN barang siapa  yang  selalu   memberi  pasti  nanti  pada suatu  saat   akan  menerima . Orang  menyebutnya  bahwa kehidupan  mahkluk yang ada di dunia ini selalu  akan  bertumpu dan mengikuti  hukum sunatullah atau hukum keniscayaan.

Ketiga, Buatlah  brand  diri anda . untuk  itu  anda  harus selalu  mau  menambah  wawasan diluar lingkup kerja anda  untuk membuat  diferensiasi kemampuan bila dibandingkan  dengan  kompetitor  seangkatan anda.  Sekarang  ini  banyak  cara  yang  bisa  ditempuh  dalam  mencari  ilmu pengetahuan apapun yang  dikehendaki. Internet, televisi, radio maupun  koran telah  mempermudah  untuk pencapaian  itu  semua. Penambahan  wawasan    akan  sangat  membantu  dan  bermanfaat untuk  bisa  menjadikan  anda  tampil  " beda "  dengan  rekan  yang  lain.

Dalam  dunia  marketing, diferensiasi itu  sangat  dianjurkan, karena  dengan  adanya  perbedaan itu  anda  akan  mempunyai  sebuah  BRAND. Dengan  menyandang  brand  akan  menjadikan sesuatu  dari  yang  sifatnya  hanya  berupa  barang komodititi  menjadi sesuatu yang  punya  label  tertentu. Bisa  diibaratkan ,kalau  kita  mau beli sekedar  beras , kita  besa beli beras apa saja dan    dimana  saja, namun kalau  kita  mau mendapatkan beras Cianjur, kita  harus  beli beras  yang  berlabel Cianjur .Dan bisa dipastikan  tentu saja  harganya  akan  lebih  mahal  dibanding dengan beras yang  belum punya  label, atau yang lebih  populer disebut sebagai barang komoditi.

Demikian juga, kalau  anda  sudah mempunyai  Brand dimata  atasan  atau  manejemen perusahaan, tentu saja  akan mempermudah  anda  dalam mencapai posisi  yang   lebih  tinggi.   Selanjutnya  kenaikan  karier  sesuai  kebiasaan  akan  dapat mendatangkan   imbalan  finansial  yang  lebih  besar , namun  kehadirannya tidak akan ada  seseoranpun   yang  tahu kapan tepatnya  kabar  menggembirakan  itu muncul.  Kewajiban anda  sebagai  karyawan adalah harus  selalu kerja optimal  untuk merealisir mimpi  indah tersebut.

Dengan selalu  meningkatan  kualitas diri di sepanjang  kekaryaan  anda, akan  tercipta  kondisi bahwa  anda  bisa  dipastikan selalu  siap  untuk mendapat jabatan promosi.  Promosi harus  dicari  dan jangan biarkan dia  jatuh   pada pesaing kompetisi.

Selamat Mencoba

 

GOOD  LUCK  BROO

Bekasi, November 2009.

Kamis, 19 November 2009

KISAH BERLIKU DAN JALAN SIMPANG DALAM MERAIH SUKSES.

Kisah berliku  ini  bermula  saat  saya lagi duduk di kelas 6 sekolah  dasar negeri di kampungku. Menjelang  ujian akhir sekolah  dasar, di kelas kami  ada  seorang siswa  pindahan dari sekolah  lain. Selanjutnya  keseharian sekolah  berjalan  normal seperti biasa, namun lambat  laun  akhirnya saya  dan teman-teman sekelas   harus   mengakui  bahwa  anak  baru  tersebut  rupanya  mempunyai  otak  yang  cemerlang  alias sangat  cerdas dibanding  kami semua.

Singkat  cerita, dari hasil  ujian SD yang kami  lakukan,kami semua dinyatakan   lulus  semua tanpa  terkecuali, dan  hanya  dibedakan oleh  nilai  perolehan  saja.  Dengan  nilai  kelulusan  yang  memadai  akhirnya saya bisa diterima  pada  Sekolah  Menengah Pertama Negeri  yang  cukup terpandang di kota  kami, termasuk  teman baru yang saya ceritakan  diatas.  Nah saat di SMP inilah  cerita "paradoks"  teman  saya mulai  nampak, rupanya kecemerlangan  otak  teman  saya  saat di SD begitu  cemerlang,  tidak bisa berlanjut dan berlawanan  dengan kondisi saat  dia  menempuh pendidikan di SMP.

Kala  itu  terus  terang  saya   jadi bingung , kenapa teman  yang  tadinya  saya  kagumi  dan  sangat pintar tersebut , tiba-tiba  jadi  murid  yang  biasa-biasa saja, dan tidak  menunjukan bahwa  dia  adalah  bekas  juara  kelas  di  SD  saya,  dan  puncaknya  adalah  dia ternyata  tidak bisa  lulus pada ujian SMP.  Dari  sejak saat  itulah saya  mulai tidak pernah bertemu lagi dengan teman  yang  saya  maksud diatas , dikarenakan  saya  harus melanjutkan sekolah di kota  lain, dan berlanjut  saya  harus  juga meninggalkan  kota  kelahiran  saya  setelah  tamat  SLTA dan  berlanjut  karena  saya  harus  bekerja  di kota  lain.

Cerita  lain lagi adalah  kisah  dari adik teman  saya , yang saat  itu  bersekolah  disalah  satu SMA  favorit  dii kota  kelahiran saya  di daerah  Jawa Timur. Otak  anak tersebut banyak orang  mengatakan  memang tergolong katagori  sangat  encer dibanding dengan  teman-teman seangkatannya, maka dari itu  tidaklah  mengherankan  kalau  dia selalu  masuk rangking  3 besar di SMA  tersebut.  Atas  perjuangan  kerasnya   selama  di SMA tersebut, akhirnya dia bisa  terpilh  menjadi  salah  satu  siswa  yang  bisa  masuk dalam program PMDK.  Untuk itu  dia  bisa  dan  berhak langsung masuk  kuliah pada  salah  satu  perguruan tinggi  ternama  di Jawa  Barat tanpa  harus mengikuti  test  penyaringan seperti  teman-teman yang  lain, yang harus  bersusah payah yang  masih  harus  mengikuti  test yang  tidak gampang untuk ukuran  kebanyakan  calon mahasiswa. 

Berkat dari  program PMDK tersebut, berangkatlah adik  teman saya  tersebut  ke Jawa Barat  untuk mengikuti  perkuliahan seperti layaknya  mahasiwa  baru lainnya. Saya   bisa  memastikan  pada saat  itu  anak  tersebut  pasti merasa  sangat  bangga yang sangat  ruaarrr biasa, dimana...yang  nota  bene    anak  dari  kampung  kecil  alias  udik  bisa  masuk  perguruan  tinggi  yang  cukup terpandang dan banyak  diperebutkan  oleh  banyak  kalangan calon mahasiswa di  negeri ini.

Semester  pertama berjalan  lancar sesuai  yang  dia  maupun  orang tua  harapkan, semua  nilai  mata kuliah  yang  diambil   mendapatkan  nilai  yang  sangat  memuaskan, begitu juga  semester-semester    berikutnya.  Singkat cerita  pada  saat  berakhirnya  tahun ke tiga ,dimana  harapan semua  keluarga  mulai  terukir  indah  karena akan  adanya  Insinyur  muda  di keluarga mereka  dalam  waktu  yang  tidak  akan  lama lagi, tiba-tiba muncullah  situasi  yang  sebelumnya  tidak  pernah  dibayangkan  bakal  terjadi  baik oleh anak itu sendiri maupun  keluarganya. Rupanya pada  tahun ke tiga ini anak tersebut  mengalami kesulitan  dalam menerima  dan mencerna dari  mata kuliah  yang   dia ikuti.  Ending  dan klimak dari kisah masalah  tersebut    adalah keputusan dari  perguruan tinggi  yang  sangat  mencengangkan  kawan maupun keluarga yaitu   memutuskan   bahwa, dia  dinyatakan  tidak  bisa  lagi meneruskan  pendidikannya di perguruan tinggi tersebut  alias di DO, karena  sangat merosot  kemampuan akademisnya  dan  sudah  tidak memungkinkan  untuk dipertahankan oleh institusi  perguruan tinggi tersebut.

Sampai disini saya  tidak mencari tahu kenapa  mereka   bisa mengalamai  kejadian  seperti itu, namun yang  harus saya  garis bawahi  dari dua  kasus  itu adalah  hanya  mencoba  memahami  sifat  Kuasa  Tuhan yang  harus  kita  yakini.  Fakta   dari  ke dua  kisah  yang  dipaparkan  diatas, memberikan  referensi kuat kepada  saya  untuk semakin  yakin  akan  kebenaran  yang  selama  ini  saya  yakini, bahwa  masing-masing  orang  mempunyai jalan dan  garis  hidup sendiri  yang  tidak  harus  seragam dengan orang lain maupun harus sama  dengan  keinginan  awal  , dimana  semuanya  harus  tunduk sesuai  dengan  "skenario"  NYA.

 Yang  satu dia  cuma hebat saat di SD dan  harus mengalami  kegagalan saat menempuh ujian SLTPnya, sementara  mahasiswa  yang  berbeasiswa tersebut  rupanya  mungkin tidak  tepat  kalau  harus menyandang   gelar  insinyur.  Dimana  menurut  logika  umum seperti  saya ini  pasti mengatakan bahwa  mahasiswa  ini   seharusnya  bisa  menyelesaikan semua  SKS   sesuai  dengan  jumlah  dan waktu  yang  ditetapkan, karena  sejak  awal   dia  adalah  termasuk salah  satu  siswa  pilihan  baik saat dia  masih di tingkat SMP  maupun di tingkat SMA.

Jalan  Simpang.

Sebelum  saya  bertemu dengan  mereka  beberapa tahun yang lalu, sebetulnya pada tahun  kejadian dari kedua kasus   tersebut  diatas, saya  pernah berkesimpulan   bahwa  kedua  orang  tersebut  telah  "habis"  dan  gagal  dalam  merenda  mimpi dalam  jenjang  pendidikan maupun dalam  kehidupan nantinya.  Paham  ini  saya  ikuti, karena terus  terang  saat  itgu  saya  masih  terhanyut dengan  paham  masyarakat kita  yang masih  memberlakukan definisi keberhasilan  tunggal, yaitu seseorang  dikatakan  berhasil  kalau  dia  bisa  menyelesaikan  pendidikannya dengan  baik dan  lancar. Memang  tidak  ada salahnya  dengan paham  dan  argumentasi tersebut, tapi pada  kenyataannya bukankah sebetulnya masih begitu  banyak  disiplin  ilmu lain yang  bisa dipilih, yang   tidak  harus  seragam  dengan  bayak pilihan  orang  dan atau  sama  dengan  pilihan  awalnya. Misalnya kalau  gagal pada  disiplin  A bisa  segera pindah jalur ke disiplin B atau yang lainnya.

Akhir  cerita, rupanya  kepastian yang  harus  mereka terima   tidak  seperti  yang  tergambar dalam  imajinasi  sempit  saya saat  itu. Mereka kenyataanya telah bisa  menjadi  orang yang bisa  meraih sukses juga. Yang  tidak  lulus   SMP saat  itu  bisa  menjadi  pengusaha  sukses  di kota  saya, setelah  dia  merubah  jenjang  pendidikannya  dari SMP pindah SMEP dan  bisa  meneruskan  pada jenjang selanjutnya.  Sementara yang  pernah DO  bisa  menjadi  salah satu  profesional bankir  pada  salah  satu  bank terkenal  di ibukota, karena setelah mengalami  kondisi yang  tidak menyenangkan  tersebut dia  segera banting stir atau  haluan   dan  masuk pada salah satu  institute bank di Jakarta.

Ini  semua bagi  saya  adalah  merupakan sebagai  bukti  bahwa di dunia  ini, bagi  saya  sebetulnya  tidak  ada  kegagalan mutlak.  Dalam  dua kasus ini , yang  terjadi  saat itu bukannya  gagal, melainkan  hanyalah  mereka  sedang  mengalami salah  jalan  dan seyogyanya  harus  segera  memilih   jalan simpang  untuk  bisa meraih  sukses  lain  yang  telah  disiapkan  olehNYA  yang  bisa dipastikan   akan cocok  serta   akan  membawa  manfaat  untuk mereka berdua . Dan  sangat  beruntung  ternyata  mereka  berdua bisa  menangkap  isyarat  itu  dan  menjalaninya  dengan  yakin  dan  penuh upaya.

Manusia lemah  seperti kita  semua  tidak akan pernah  tahu  apalagi bisa   menerka  atas semua  kehendakNYA, oleh karenanya  kita tidak  boleh berhenti   berjuang serta  berharap dalam meniti keberhasilan , sementara  kepastian  dan  kepantasan keberhasilan  tersebut  seharusnya  kita  serahkan saja  pada  Zat Yang Murbeng Dumadi  yaitu  Illahi  Robbi.

 

BRAVO.

BEKASI, medio NOV 2009.

Rabu, 18 November 2009

BERTINDAK UNTUK SEBUAH SUKSES

Saya  yakin  di era  sekarang  ini, hanya  sedikit  orang  yang  tidak  tahu   tentang  bagaimana  cara  orang  bisa  meraih  sebuah  sukses.  Karena sekarang  ini media  masa seperti  televisi  maupun  radio  banyak  yang  mengadakan  talk show  atau  diskusi yang  membahas tentang  bagaimana  cara  meniti karier  agar  bisa  mendapatkan  keberhasilan.  Di koranpun  banyak  kolom yang  membahas  dan  memberikan  trik-trik  maupun tip untuk  mendapatkan  kesuksesan  yang  senada  dengan  televisi  maupun radio.  Belum  lagi  banyak  juga  buku - buku saku  maupun  buku  yang  lebih  serius  membahas  lebih  dalam  tentang  hal  tersebut, yang  bisa  dengan  gampang kita   dapatkan  di toko-toko  buku yang sudah  tersebar  dihampir seluruh kota-kota   yang  ada  di  Indonesia.

Dari  para  pakar  motivasi, guru manajemen, penulis buku maupun kolomnis sering  mengatakan  dalam   tulisannya bahwa,  kalimat-kalimat  tersebut  dibawah  bisa  mengilhami, mendorong  dan menghantarkan  kita   dalam  meraih  apa  yang  kita  cita-citakan.  Adapun kata-kata  atau  kalimat    yang  sering  kita  dengar  dan  kita  jumpai di banyak  media  diantaranya  adalah:

1.       Percaya  diri

2.       Berbuat  yang  terbaik

3.       Berfikir  positif

4.       Cepat  adaptasi dengan  lingkungan

5.       Pantang  menyerah

6.       Senantiasa siap  berubah

7.       Mau mendengar masukan

8.       Belajar  terus menerus

9.       Semangat  juang tinggi

10.   Jujur dan loyal

Selain  kalimat-kalimat  tersebut  diatas, sebetulnya masih  banyak  lagi kalimat " magis" yang  bisa  dipakai atau  diaplikasikan, tinggal  kita  memodifikasi  atau  memilih  kalimat pendorong  yang  mana    yang  dianggap  paling  cocok  dengan  kondisi  kita  sekarang. Selanjutnya  yang  paling  penting  dan mutlak  harus  dilakukan,menurut  saya  adalah, kita  harus  bertindak dan tidak berhenti  hanya  pada  tataran  menghafal slogan yang  telah  dipilihnya.  Karena  tanpa  adanya  tindakan  nyata  dan   memadai, kita  tidak  akan  mungkin  mendapatkan  sesuatu, meskipun  kita  telah  mempersiapkan  diri  dengan banyak  mengetahui  kalimat-kalimat yang penuh  "magis"  tersebut diatas.

Kita  semua  pasti  maklum bahwa  akan  ada  konsekuensi  logis  yang  harus  diterima  dan  sekaligus  dilakukan  atas  tindakan  yang  diperbuat, karena  tidak  akan ada  satupun  tindakan  terbebas  dari adanya  biaya, baik itu moril  maupun  materiil yang  harus  ditanggung.  Dalam  bahasa  Jawa  dari  jaman  dahulu  sudah ada pepatah yang  mengatakan :  Jer basuki  mowo  bea ,yang  bisa  diartikan  tidak  ada  keberhasilan   tanpa  adanya  biaya.  Bagi  mereka  yang  beroreantasi  baratpun , mereka  sering  mengangkat  dan  memakai   pepatah yang  senada  dengan  pepatah Jawa  diatas yang     mengatakan : Thre is no free lunch, yang  katanya ,  tidak  ada  makan  siang  yang  gratis.

Kita  semua  pasti  tahu  akan  hal itu, tapi problemnya  maukah kita   bertindak  untuk  mengimplementasikan  petunjuk  diatas, tanpa  harus  bersusah payah  dan  tidak mengeluarkan  upaya apa - apa, demi  tercapainya  sebuah  cita-cita ?  Pertanyaan  ini  sepertinya  masih sangat  relevan  untuk ditujukan  kepada  kita  semua.  Karena   sepertinya  banyak  orang  yang  memilih dan hanya  mau  meniru pada    cara – cara  bohong  yang  kelihatan  amat  gampang  dan  tidak  harus  bersusah-payah dalam  memperjuangkan  cita-cita, seperti   banyak kisah   yang  sering  ditayangkan  dalam  sinetron yang  ada di televisi, dengan  hanya  sedikit  upaya  langsung  bisa  mendapatkan  kesuksesan. Sayangnya  lagi   gejala  seperti  ini  sudah melanda  hampir  diseluruh  strata  masyarakat kita, dari  yang   hanya  berpendidikan  rendah  sampai  dengan  mereka-mereka  yang  berpendidikan  tinggi.

Banyak  orang  yang lupa  atau  sengaja  melupakan  contoh nyata yang  pernah  dilakukannya.  Begitu  heroiknya  perjuangan  mereka  dahulu,   perjuangan dimana     saat  mereka masih  kanak-kanak ,  harus  berjuang dengan  segenap usaha  agar  bisa   mengendarai  sepeda  ontel beroda  dua.  Saat itu mereka  semua  berjuang  mati-matian  dan rela menerima  resiko  apapun  yang akan  terjadi , hanya  karena  kepingin  sekali bisa  naik  sepeda seperti  teman-teman   lain yang  sudah  bisa  berkendara.  Jatuh  bangun di jalanan mereka  lalui dengan  senyum, dan  tidak  jarang  akibat  belajar  sepeda  tersebut  sampai harus  dibawa   ke rumah  sakit  karena  babak belur  akibat mengejar  sebuah impian.

Padahal  kita  semua  tahu, saat itu  yang  mereka  punya  hanyalah   kemauan  dan  tindakan, meskipun  saat  itu mereka    belum  mengetahui  apa itu  ilmu  keseimbangan  serta  persiapan  apa  saja  yang  harus disiapkan  dan  apa  saja perlengakapan  yang  mesti  mereka  punyai.  Dan  itu  merupakan   kebalikan  sebesar   tiga  ratus  enam puluh  derajat   dengan  kondisi  kita  sekarang, begitu  banyak  ilmu dan  perlengkapan  yang  bisa  kita  punyai, namun  sayangnya  banyak  diantara  kita  masih miskin    kemauan  dan  tindakan.  Padahal   sejatinya  sifat ini  sudah  pernah  ada  dalam  diri  kita  semua  sejak masa kecil, namun  sekarang  sudah  mulai  kita  coba abaikan  dan  lupakan.

Agar  tidak  menjadi  naif seterusnya, mari kita  hidupkan lagi semangat  yang  dulu pernah  kita  punyai   untuk menyongsong  hari  depan  demi  meraih  keberhasilan pribadi  dan   negeri ini.

 

BRAVO,

Bekasi, Medio November 2009.