Senin, 26 Desember 2011

KINERJA, CITRA DAN PERSEPSI

 

Beberapa pakar mengatakan bahwa kinerja adalah segalanya. Kinerja yang baik bisa membawa seseorang yang tadinya bukan siapa-siapa, suatu hari dapat menggapai impiannya hingga meraih  kedudukan puncak sebuah perusahaan besar. Oleh karena itu kinerja seseorang  yang bila dari waktu ke waktu  bertambah  semakin baik, di ujung sana dia akan bisa mendapatkannya dan yang namanya prestasi, penghargaan dan kesuksesan adalah sebuah keniscayaan.


Namun pendapat dibawah, cukup berbeda   sisi pandang dengan paham yang telah terlanjur diyakini oleh banyak orang seperti tersebut diatas. LILLIAN TOO dalam bukunya : STRATEGIES FOR CAREER SUCCESS, yang telah dialih bahasakan oleh Anna W Bangun, memberikan asupan lain kepada kita semua dalam paparan berikut.


Tiga faktor utama telah secara luas diakui sebagai faktor penentu promosi yang istimewa. Tanamkan itu yang kuat dalam fikiran, pada saat Anda menyusun  strategi dan taktik untuk membentuk reputasI, citra bisnis dan atau keprofesionalan yang baik.

KINERJA :

Kualitas  pekerjaan Anda

CITRA:

 Kesan yang Anda ciptakan

PERSEPSI :

 Orang macam apakah Anda, dan berapa banyak yang tahu mengenai Anda.

 

Akan tetapi, hasil riset baru-baru ini (buku ditulis tahun 1995) menunjukkan bahwa kinerja yang aktual  hanya menyumbang sebesar 10% untuk keputusan mempromosikan seseorang.  Citra menyumbang  sebesar 30%, sedangkan persepsi membawa jumlah  paling besar, yaitu sebesar 60%.  Penemuan ini sangat menekankan pentingnya  membentuk visibilitas dan kredibilitas yang positif.  Karena itu, ada baiknya  bila kita mengusahakan arti yang berhubungan dari CITRA dan PERSEPSI.

 

 

 

CITRA adalah:

Bagaimanana Anda Tampil* Apakah Anda tampak seperti seorang manager yang sukses* Apakah cara berpakaian Anda pantas* Apakah Anda memancarkan keyakinan* Apakah Anda menyandang pangkat dan kedudukan Anda dengan cara yang rilek* Apakah Anda tampak menguasai diri* Bagaimana suara Anda terdengar* Apakah suara Anda jelas dan bermodulasi baik* Apakah Anda yakin dan serius ketika berbicara* Apa yang Anda katakan* Apakah Anda konsisten* Apakah Anda jitu * Apakah Anda mendemonstrasikan kekukuhan dan akal sehat* Citra adalah gambaran  kesan-kesan pertama  yang menciptakan kebaikan bagi Anda.

 

PERSEPSI adalah:

Visibilitas yang Anda nikmati* Adalah seberapa banyak pembuat keputusan yang relevan mengenal Anda dan mengetahui tentang Anda* Apa pendapat mereka tentang Anda* Bagaimana mereka memandang Anda* Apakah kredibilitas umum Anda positif* Apakah Anda terlihat  sebagai seorang yang potensial  untuk berhasil atau gagal.

 

Dari dua paham yang berbeda tersebut saya melihatnya  bukan dari  benar dan salahnya pendapat tersebut, karena saya meyakini dua pendapat tersebut mempunyai penganut setia serta dari masing-masing paham termaksud dipastikan mempunyai bukti pembenarannya. Boleh jadi, barangkali pandangan yang bijak adalah pandangan yang menganggap dua hal tersebut tercipta   untuk saling melengkapi.

 

Untuk itu alangkah idealnya bila  seseorang atau Anda  mempunyai kinerja yang baik ditambah lagi mempunyai karakter atau kebiasaan pembentuk Citra  serta  Persepsi yang baik.  Umumnya  kondisi  ideal  pastilah akan  sulit untuk didapat, makanya  yang sekarang banyak kita jumpai dimasyarakat atau dunia kasat mata  adalah mereka yang hanya sibuk membuat CITRA  dan PERSEPSI namun sangat  kering dengan  KINERJA  dan makna.

 

Kalau sudah begitu mana yang harus dipilih .... gak usah bingung karena pilihan penuh ditangan Anda. Dan seharusnya, bukannya harus memilih mana yang benar namun pilihlah mana yang COCOK &  PAS buat kepribadian Anda.

"Akhirnya, Selamat Menyongsong Tahun Baru, Dua Ribu Dua Belas ( salam-DRDB)".

 

 

BRAVO,

Maryono Rahardjo.

Medan Satria, 25 Desember 2011.



TANGGUNG JAWAB DAN KARAKTER PEMIMPIN


 

Fakta yang kita jumpai dilapangan, tidak banyak orang  yang berani menunjukkan  sikap untuk berani bertanggung jawab bila dalam hasil  pekerjaanya ternyata berbuah sebuah kesalahan atau ketidak berhasilan yang harus dipertanggung jawabkan. Begitu banyak contoh yang dipertunjukan dalam kehiidupan sehari-hari kita, kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk melakukan sesuatu yang tidak mempunyai dampak yang cukup berat. Padahal karakter berani mengambil tanggung jawab itu adalah sikap dasar calon pemimpin, yang harus dibiasakan dari hal-hal yang remeh temeh terlebih dahulu, sebelum  berani mengambil tanggung jawab yang lebih besar sesuai dengan yang seharusnya mereka harus ambil, bila dikorelasikan dengan posisinya.


Dari buku "The 22 Biggest  Mistakes  Manager  and How  Correct Them" yang ditulis oleh  James K Van Fleet dan telah diterjemahkan oleh Harris  Munandar, salah satu topik yang menarik untuk saya garis bawahi adalah  sub topik  yang mengangkat masalah TANGGUNG  JAWAB.


Disitu dijelaskan panjang lebar kepada  para  pembaca bahwa sifat  berani mengambil tanggung jawab tersebut akan membawa effek  yang sangat baik  dan berguna dalam usaha  menghantar siapa saja untuk memperoleh karakter PEMIMPIN, dan  sekurang-kurangnya  akan  menjadikan orang tersebut berbuat dan menjadikan,

1.    Anda akan selalu terdorong meluncurkan inisiatif

2.    Bobot Profesional Anda akan meningkat

3.    Anda  akan mendapatkan rasa hormat dan kepercayaan dari para atasan

4.    Anda akan memperoleh ketaatan, kerjasama dan dukungan bawahan anda

5.    Jika anda berani mencari tanggung jawab, ia akan muncul menemui anda.

 

Tentu saja, karakter seperti item tersebut  diatas harus  dicapai lewat perjuangan yang tidak ringan seperti hanya membalikkan tangan.  Namun biasanya harus  lewat usaha keras yang tidak kenal lelah serta penuh ketabahan.  Banyak  orang yang mengatakan, There  is  no free lunch untuk mendapatkan  sesuatu. Untuk  itu James  mencoba  memberikan guidance  langkah  yang harus dilakukan  seperti pointer dibawah.

1.    Ketahuilah bidang bidang  yang menjadi tanggung jawab utama.

2.    Kerjakanlah  setiap tugas dengan sebaik-baiknya

3.    Pupuklah  keberanian  untuk mempertahankan  prinsip2 dan keyakinan Anda

4.    Ambil alih tanggung jawab atas kegagalan  bawahan anda

5.    Bertanggung secara penuh atas tindakan2 anda sendiri

6.    Mintalah  berbagai macam tugas Manajemen

 

Diharapkan penggalan  tulisan dari James K Van Fleet tersebut bisa menginspirasi   kita semua dalam mentunaikan tugas JIHAD kita  sehari-hari agar dapat berhasil sesuai yang dicita-citakan, menjadi pemimpin atau leader yang akan dapat membawa kehidupan kita  menjadi semakin baik.

Kesimpulannya adalah, dalam  kehidupan kita sehari-hari, apapun tugas kita, apapun peran kita, tanggung jawab  adalah harus dicari, dan bukan untuk ditunggu, apalagi untuk dihindari. Karena di dalam TANGGUNG JAWABLAH karakter PEMIMPIN  dan KEPEMIMPINAN itu  berada.

 

Bravo.

Maryono Rahardjo

Medan Satria, 25 Desember 2011.            



Minggu, 25 Desember 2011

PENCAPAIAN SUKSES VIA KEPUASAN PELANGGAN

 

Dalam kehidupan  kita  sehari-hari, khususnya pada era sekarang ini, tidak  hanya  terjadi di benua  yang penduduknya sudah maju saja, tidak terkecuali bisa terjadi juga di sebuah negeri yang bernama Indonesia , baik dalam bentuk  organisasi/ komunitas/ perusahaan  maupun  individu  selalu penuh dilingkupi  dengan nuansa persaingan. Untuk itu, guna mendapatkan  kemenangan dalam persaingan bisnis maupun karir,  tidak lagi bisa  "berperang" dengan  strategi yang biasa-biasa saja, namun kita  harus menghimpun dan mendayagunakan  semua kekuatan yang ada agar bisa  optimal dalam mendapatkan kesuksesan . 

 

Seperti banyak  cerita  dan kisah yang bisa kita temui dalam berbagai media, baik  lewat media cetak maupun visual, dalam era informasi yang  sudah sedemikian maju serta pertimbangan dari peserta  lomba  kesuksesan yang tingkat pendidikannya  juga telah  semakin  tinggi dan beragam. Akhirnya kita sampai pada suatu kesimpulan bahwa, kita sebagai profesional  tidak cukup mengandalkan  kemampuan dasar kita yang hanya  bersumber pada kemampuan  teknis  semata, tanpa harus melengkapi dengan "persenjataan  perang lain"  guna melakukan terobosan dan inovasi  seperti yang biasanya dilakukan oleh para pemenang.

 

Tidak berlebihan  kalau analogi  karakter perusahaan yang berhasil sebagai pemenang dalam sub topik dibawah, tentunya dapat juga diaplikasikan pada  karakter  perseorangan atau  individu. Bedanya, kalau dalam perusahaan, masing-masing disiplin  ada personil yang harus melakukan, menjaga  dan bertanggung jawab, sementara pada  perseorangan  atau   individu  fungsi dari masing-masing   disiplin  tersebut  harus dilakukan sendiri alias oleh  sorangan wae, baik untuk masalah teknis  maupun yang non teknis.

 

PHILIP  KOTLER dalam bukunya  yang dipublisasikan  pada tahun  1988, pada penerbit  Prentice Hall. Inc. dengan judul : MARKETING  MANAGEMENT, Analysis, Planning, Implementasian  and Control tersebut, pada bab awal, Philip Kotler  mengangkat sub topik "MEMAHAMI  PERAN PENTING PEMASARAN DALAM ORGANISASI  DAN MASYARAKAT. 

 

Sub topik ini  menurut hemat saya sayang untuk dilewatkan, karena sangat relevan sekali dengan  langkah yang seharusnya dilakukan  oleh semua profesional dalam menghadapi era  persaingan yang demikian ketat  dan complecated.  Philip Kotler  menguraikan dengan jelas betapa pentingnya  konsep pemasaran yang tepat demi kesuksesan sebuah perusahaan, yang bagi saya, hal tersebut pantas untuk dibaca oleh para profesional  untuk bisa diambil sari patinya, dan diharapkan dapat membentuk ETOS KERJA  yang ALL OUT dalam  meniti sukses. Adapun kutipan  tulisan termaksud  adalah   seperti tersebut dibawah:

 

Apa  yang  menjadikan perusahaan unggul?. Pertanyaan ini menggema di seluruh Amerika  pada awal tahun 1980-an, dengan alasan yang kuat, tentu saja. Beberapa perusahaan raksasa Amerika- Chrysler, International Harvester, Harley Davidson- mengalami  kemerosotan  dalam penjualan dan laba. Masalahnya  biasa saja – perubahan  selera konsumen, meningkatnya  biaya bahan, jatuhnya  harga.  Adapula pula beberapa  faktor yang lebih baru, persaingan  dari luar negeri, terutama serbuan  produk-produk dari luar yang bermutu tinggi yang berasal dari Jepang, Singapura, Hongkong dan Korea Selatan.


Sedikit saja  perusahaan Amerika  lainnya yang terus bertahan di urutan atas dan terus menerus meningkatkan penjualan dan laba. Tom Peters dan Bob Waterman mewancarai  empat puluh tiga  perusahaan yang berprestasi tinggi - perusahaan seperti, Hewlett Packard, Frito Lay (pepsiCo), Procter & gamble, 3M, Delta Air Lines, McDonald's  -  untuk mengetahui apa sebetulnya yang membuat mereka berhasil.  Mereka  menulis  hasilnya  dalam apa yang kemudian menjadi  buku bisnis terlaris  sepanjang masa_In Search of Excellence.


Dan yang mereka temukan adalah bahwa semua perusahaan ini menganut prinsip operasional  dasar  diantaranya adalah "kepekaan yang tajam  terhadap pelanggan" ( tetap dekat dengan pelanggan), "kepekaan  yang tajam terhadap pasar" ( berteguhlah pada  usaha  anda ) dan mempunyai kemampuan yang tinggi dalam  "memotivasi " karyawan mereka  guna menghasilkan  mutu dan nilai yang tinggi bagi pelanggan.  Setengah  dari yang mereka temukan berkaitan dengan apa  yang oleh para pemasar dinamakan " konsep pemasaran".


Pada tahun 1986, Frank "Buck" Rodgers, yang menjabat sebagai Direktur Pemasaran IBM selama lima belas tahun, menulis "The IBM Away"  dimana ia menguraikan banyak langkah yang diambil oleh IBM  untuk memastikan bahwa  "pelanggan adalah raja". Rodgres  begitu setianya  kepada konsep pemasaran sehingga ketika ada rapat mendadak  di kantor pusat IBM yang bertepatan  waktunya  dengan janji penting  yang dibuatnya dengan  seorang pelanggan yang sedang mengalami kesukaran , Rodgers memilih  untuk menemui pelanggan. Dan atasannya  memafkannya dengan mengatakan "Anda  telah memilih prioritas yang tepat".


Dari cuplikan tulisan Philip Kotler tersebut , tentunya analogi  tersebut diatas tidak ada salahnya bila  kita aplikasikan pada diri kita masing-masing sebagai ciri keprofesionalan kita . Sebagai profesional  sehari-hari kita dihadapkan pada kondisi yang  harus berkomunikasi dan memuaskan pelanggan, baik pelanggan EXTERNAL  maupun INTERNAL.  Pemenuhan kepuasan  pelanggan adalah langkah pemasaran yang paling efektif  dan  harus dilakukan oleh semua staff, agar perusahaan bisa meraih keberhasilan.


External Costumer pasti semua personil sudah tahu dan jelas siapa yang kita hadapi, namun  masih banyak  dari kita sebagai karyawan sering  melupakan keberadaan INTERNAL  Costumer. Padahal  internal costumer  tersebut  adalah  variable  yang sangat  penting dan bernilai  dalam  mengantar kita untuk dapat meraih kemenangan dalam  meniti karier individu maupun  untuk keberhasilan perusahaan.


Banyak sekali  diantara kita  yang tidak  tahu dan lupa  bahwa kesuksesan  dalam memberikan service kepada internal costumer tersebut  merupakan advertensi murah dan  dahsyat yang bisa kita lakukan  yang pada giliranya  bisa menghantar kita  sebagai profesional untuk  mendapatkan  promosi  dalam bentuk apapun, baik dari atasan kita maupun dari perusahaan dimana kita bekerja.


Dengan kepiawaian dalam melakukan konsep pemasaran yang pas atas adonan yang  kita lakukan tidak mustahil  kita akan berjaya seperti perusahaan-perusahaan Amerika yang saat itu melakukan sesuatu yang notabene tidak dilakukan oleh beberapa perusahaan yang terlena dengan kekiniannya  saat itu.


Dengan kehebatan " memasarkan diri"  lewat jalan "kepuasan pelanggan" baik untuk internal  dan external costumer, maka sekali lagi  tidak berlebihan  kalau kita memahami  dan menghayati kata – kata penuh tuah  tersebut diatas agar  mampu  selalu  menginspirasi, membimbing dan mengarahkan kita semua  dalam  menempuh  perjalanan  panjang  dan berliku, untuk menggapai kesuksesan dalam dunia kerja.


Tanpa pijakan yang kokoh  serta pegangan  yang  bisa menuntun  atau mengarahkan kita dalam  belantara  dan gulitanya  dunia kerja, kita akan kehilangan kesempatan  yang tidak seharusnya terjadi pada  profesional yang  masih mempunyai mimpi tentang kesuksesan.

 

 

 

Bravo.

Maryono Rahardjo

Medan Satria , 25 Desember 2011