Arah dalam pengembangan karier sangat terkait dengan ukuran kesuksesan yang diyakini seseorang. Secara umum terdapat (3) tiga ukuran kesuksesan yang menjadi patokan dalam masyarakat yaitu, kekayaan, power dan status sosial.
Kekayaan pada umumnhya ditentukan berdasarkan kepemilikan atas sejumlah materi. Biasanya , kekayaan terlihat sangat jelas dari akses atau pemanfaatan seseorang terhadap barang-barang mewah. Namun pada orang-orang tertentu " kekayaan" didasarkan pada elemen-elemen non materi, misalnya kekayaan rohani, kekayaan ilmu, dan lain-lain.
Ketiga aspek ini sering berkaitan. Jika seseorang memiliki kekayaan, dia mendapatkan status sosial yang tinggi dalam hirarki sosial, dan biasanya juga memiliki 'power". Sebaliknya jika memiliki power dia akan memperoleh status sosial yang tinggi.
Dalam masyarakat yang berlandaskan meritokrasi, status sosial ini diharapkan berupa achieved status, yaitu status yang diperoleh melaului perjuangan dan bukan berdasarkan keturunan status sosial yang tinggi merupakan penghargaan atas prestasi seseorang. Dengan demikian status sosial akan menciptakan dinamika dalam diri individu untuk menduduki peran tertentu, seperti yang tertera dibawah ini.
- Menjadi Nomor Satu.
Menyandang status tertentu membawa konsekuensi timbulnya upaya tertentu untuk mencapai sesuatu lebih dari orang lain. Dalam artian ia berantusias besar untuk melakukan dan mendapatkan yang terbaik, bahkan kalau perlu melebihi orang-orang lain. Disini biasanya terjadi persaingan lansung maupun tidak langsung. Namun kini berupaya mencapainya tidak melalui persaingan, melainkan berupaya mengembangkan kompetensi diri secara maksimal untuk mendapatkan hasil terbaik dari dirinya sendiri.
Keuntungan yang diperoleh dari keinginan menjadi nomor satu adalah adanya kepuasan pribadi dapat mencapai prestasi berdasarkan kompetensi diri sendiri. Mungkin ada pengakuan dari masyarakat dan menjadi terkenal, bahkan mungkin dapat menjadi kenangan indah badi sendiri ataupun tercatat dalam ingatan orang lain. Namun apabila gagal akan menimbulkan kekecewaan besar yang cukup mengganggu ketenangan jiwa. Ibarat jatuh dari tempat tinggi, akan terasa jauh lebih sakit.
- Menjadi Boss.
Kedudukan ini berarti berdasarkan status seseorang ia memperoleh tugas untuk melakukan atau mengimplementasikan sesuatu dalam suatu situasi tertentu dengan keuntungan yang dapat diperoleh adalah mampu melakukan suatu hal berdasarkan pemikiran dan pandangan bahwa hal itulah yang terbaik.
Dengan sendirinya dia akan disegani, karena performansi yang diperlihatkannya sebagai pemimpin tentu saja mempunyai kualitas yang lebih baik dibandingkan orang lain. Sebaliknya, apabila terjadi kegagalan maka ia yang menjadi sorotan pertama dan utama. Disamping itu, ia pun seringkali menjadi tumpuan harapan yang diharpakan mampu memecahkan berbagai persoalan yang terjadi.
- Menjadi Pengendali.
Mengendalikan suatu kegiatan atau situasi melalui pendelegasian atau dengan strategi tertentu. Mengendalikan melalui pendelegasian adalah memberi kepercayaan kepada orang lain untuk melaksanakan suatu tugas dan tanggung jawab. Strategi lain yang dapat ditempuh adalah memanfaatkan waktu dan kesempatan yang tersedia untuk mencapai hal-hal yang signifikan.
Dengan kedudukan sebagai pengendali, keuntungan yang dapat diraih adalah memiliki kekuasaan dan dianggap orang penting, mempunyai kesempatan besar untuk melakukan keputusan penting, mempunyai kekuatan untuk memberi wewenang kepada orang lain. Namun sebaiknya, kedudukan inipun dapat menjebak seseorang bertindak seperti seorang diktator. Dapat pula terjadi, kegagalan berperan sebagai pengendali dapat mengakibatkan ia kehilangan rasa percaya diri. Kesulitan lain yang mungkin timbul adalah diberikan penugasan yang di luar kemampuan dirinya sendiri.
- Menjadi Spesialis.
Pendalaman dalam pengetahuan dan keterampilan pada bidang-bidang atau kemampuan tertentu akan membuat dapat menyandang status sebagai spesialis. Untuk sampai kedudukan ini, kompetensi yang diperlihatkan haruslah melebihi kompetensi orang lain.
Keuntungan seorang spesialis adalah menjadi terkenal dan disegani pada bidangnya berdasarkan pemahamannya yang mendalam dan keahliannya pada bidang tersebut. Kesulitan yang mungkin timbul adalah hanya terfokus pada satu bidang saja dan kurang memiliki perhatian terhadap didang-bidang lain.
Published by: KOMPAS, A.B Susanto, Managing Partner The Jakarta Consulting Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar