Dalam menjalanai karir, paling tidak ada dua hal kompetensi dan bagaimana menunjukkannya. Kompetensi merupakan mutiara yang tidak ternilai harganya, jika pemiliknya mampu memberdayakannya dengan baik. Salah satu kompetensi yang perlu mendapatkan exposure adalah ketika pemiliknya menunjukkan kemampuan memimpin, tidak hanya kepada bawahannya, tapi juga terhadap dirinya sendiri.
Banyak orang mampu mencapai kesuksesan, sementara ada juga yang tidak sukses. Padahal hampir semua orang yang berkarier ingin mencapainya, tapi tak tahu yang harus dil;akukannya.
Salah satu kunci untuk mencapainya adalah adalah kekuatan manajerial, dalam hal ini kemampuan untuk memimpin. Kekuatan manajerial dengan sendirinya akan melengkapi berbagai ketrampilan yang telah dimilikinya seperti teknis, pribadi dan interpersonal.
Disamping itu, keberhasilan karir bergantung pada perjuangan, dan mungkin juga nasib baik yang diperolehnya.
Sudah jamak bila seorang karyawan yang mempunyai komitmen dan prestasi gemilang, mendapatkan promosi untuk menduduki jabatan manajer. Namun, dalam kaitan dengan nasib, tidak sedikit pula manajer tersebut ternyata tak cukup kompeten, atau bahkan sangat buruk.
Hal ini banyak terjadi mengingat tidak disadarinya kelemahan , dan kekuatan diri dalam proses manajerial sebagai upaya membentuk pengembangan karier yang baik. Tanpa kemampuan manajerial yang baik, terutama kemampuan memimpin SDM, niscaya berbagai tujuan dan objectif tidak tercapai dengan sukses. Jadi, kemampuan memimpin sangat berperan dalam kesuksesan karir seseorang.
Kemampuan memimpin.
Di dalam suatu organisasi, apakah itu negara, perusahaan, sekolah, dibutuhkan kemampuan manajerial yang tangguh. Tangguh dalam artian kemampuan yang dapat melihat persoalan dan permasalahan denga jernih, berani mengambil keputusan untuk memberikan arah bertindak bagi kelompoknya. Karena hal ini nantinya akan sangat berarti dalam menggapai cita-cita atau menyelesaikan permasalahan.
Ketangguhan ini tidak hanya pada tahapan itu saja, tapi juga kemampuan untuk melangkah ke fase selanjutnya, yaitu menggerakkan para pengikutnya menuju ke arah yang diyakininya benar. Jadi salah satu esensi utama kepemimpinan adalah pengaruh para pemimpin terhadap pengikutnya.
Dengan kemampuan memimpin yang baik, sngat diyakini bahwa karir seseorang akan lebih bermakna, baik bagi diri sendiri maupun bawahannya. Seseorang manajer yang bijak tentunya dengan segera akan dapat mengenali bentuk kepemimpinannya.
Manajer yang tingkat kebijakannya lebih tinggi, mempunyai kemampuan untuk mengatur dirinya agar dapat memanfaatkan posisi disekitar garis kemiskinan sedemikian rupa, dengan tujuan agar kepemimpinan tidak mematikan kreativitas dan keberanian pengikut untuk mengambil keputusan. Dan dalam konteks yang berlawanan tidak menyebabkan runtuhnya suatu tatanan karena kemerdekaan yang berlebihan.
Seperti juga kemampuan yang lain, kemampuan manajerial dapat dimiliki dengan jalan berlatih dan belajar. Kemampuan manajerial memimpin dapat dibagi kedalam beberapa kemampuan yang lebih spesifik, seperti kemampuan berkomunikasi , motivasi, pendelegasian, maupun mengendalikan emosi diri sendiri.
Seorang manajer selayaknya dapat mengendalikan emosi sendiri. Boleh marah dengan cara lebih arif, tenang dan bijaksana. Dengan begitu, dia akan lebih dihormati oleh bawahannya, dan dapat dipercaya serta mempunyai emosi yang stabil.
Sebagai seorang manajer dituntut juga dapat menyampaikan pesan dengan baik kepada atasan maupun bawahannya. Artinya, dituntut suatu kemampuan untuk dapat mempresentasikan ide-ide dengan cara yang baik.
Kepercayaan karir dapat juga dibangun dari suatu kenyataan, bahwa ada tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh seorang manajer. Tapi juga ada yang harus dilimpahkan atau dikerjakan oleh bawahannya. Untuk itu diperlukan kemampuan memotivasi bawahannya agar dapat mengerjakan tugas-tugas tersebut.
Untuk dapat memberikan motivasi, seorang manajer harus tahu dan mengerti apa yang menjadi kebutuhan dari setiap anggota team. Sebagai contoh, setiap orang mempunyai kebutuhan untuk diakui ( recoqnition), dihargai, memiliki tanggung jawab dan penghargaan.
Kemampuan pendelegasian biasanya tidak dilaksanakan dengan baik, yang disebabkan akarena danya anggapan bahwa bawahan tidak mampu, tidak ingin berbagi informasi atau yang lebih parah lagi apabila seorang manajer tidak mampu berkomunikasi dengan bawahannya.
Padahal dengan adanya pendelegasian tugas, seorang manajer dapat mengelola waktu yang banyak. Bawahan lebih termotivasi, mempunyai kepuasan, serta menumbuhkan rasa hormat terhadap manajer.
Bertitik tolak dari uraian diatas, apabila seorang manajer mempunyai keempat kemampuannya manajerial tersebut, maka akan diperoleh seorang manajer yang efektif. Efektif berarti dapat dicapainya berbagai obyektif yang ada, dan memotivasi bawahan untuk dapat bekerja sama dengan manajernya.
Dengan kemampuan manajerial yang baik, seorang manajer juga akan mendapatkan nilai karir yang sempurna. Artinya, dia akan menjadi manajer yang baik sesuai dengan promosi yang didapatnya pada saat dia menjadi seorang manager.
Published by: KOMPAS, A.B Susanto, Managing Partner The Jakarta Consulting Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar