Dalam era bisnis yang semakin ketat persaingannya, tentu saja sudah menjadi keharusan alias wajib dan kudu bahwa suatu perusahaan musti membuat atau mempunyai Job Description untuk setiap karyawannya. Berangkat dari hal tersebut diharapkan masing-masing karyawan akan bekerja dan atau bisa melaksanakan tugas pekerjaannya sesuai dengan aturan main dan tujuan yang dikehendaki oleh perusahaan. Selain hal tersebut diatas tentu saja diharapkan agar setiap karyawan mempunyai pekerjaan yang jelas serta tidak akan terjadi adanya tumpang tindih tugas diantara para karyawan , yang pada akhirnya akan dapat tercipta atmosfir kerja kantor yang baik dan harmonis, efektif dan efisien.
Meskipun karyawan telah mempunyai job description masing-maisng, sangatlah dianjurkan bagi setiap karyawan untuk bisa meningkatkan kualitas dirinya secara terus menerus. Kenapa begitu, karena dengan kualitas diri yang meningkat akan menjadikan karyawan bersangkutan dapat menemukan pintu masuk untuk bisa mendapatkan respek yang berarti, baik dari teman sejawat, atasan maupun oleh managemen perusahaan. Berdasarkan pada pengalaman banyak orang, kalau seseorang atau karyawan telah mendapatkan respek dari sejawat, atasan serta manajemen perusahaan, karyawan yang bersangkutan sudah bisa dikategorikan mencapai anak tangga terakhir dalam pendakian untuk mencapai pelataran jenjang karier yang lebih tinggi.
Sayangnya, berdasarkan pengalaman saya selama ini tidak banyak karyawan yang punya inisiatif sendiri untuk meningkatkan kualitas dirinya secara sadar dan sukarela. Mereka sering mengatakan bahwa peningkatan diri karyawan itu merupakan tanggung jawab mutlak dari perusahaan. Untuk itu menurut dia karyawan tinggal menunggu saja atas inisiatif perusahaan dan tidak perlu harus menjemput bola. Untuk keperluan itu malah tidak sedikit yang mengatakan " emang digaji berapa broo?? ",kalau untuk itu karyawan harus berinisiatif sendiri alias harus sukarela segala. Karena kebanyakan dari mereka merasa secara yuridis telah melaksaknakan semua tugas sesuai dengan kesepakatan dua pihak alias apa yang dia lakukan sudah pas dengan besaran imbalan yang disepakati. Mereka juga meyakini bahwa kalau mereka meningkatkan kualitas diri dengan cara bekerja melebihi atau diluar dari job description yang ada, mereka berasumsi hanya akan buang-buang waktu dan energy karena hanya perusahaanlah yang akan mendapatkan keuntungan.
Itulah perlunya kita sebagai sebagai karyawan harus belajar juga memahami ilmu marketing. Karena dalam ilmu marketing ada kunci dahsyat yang harus dilaksanakan bila marketer mau mencoba memperebutkan hati KONSUMEN, yaitu disarankan untuk memberi lebih layanan dari espektasi atau pengharapan konsumen yang sedang diprospek. Kunci ini pada dasarnya tidak hanya harus dilakukan saat marketer akan menjual barang saja, namun juga bisa dilakukan atau diaplikasikan pada saat karyawan sedang melakukan "jual diri" pada perusahaan alias memasarkan dirinya untuk meniti pengembangan kariernya. Kita semua harus tahu bahwa konsumen dari jasa yang diberikan oleh karyawan adalah atasan dan menejemen perusahaan.
Padahal untuk mendapatkan cara agar bisa membina kualitas diri, sebetulnya bisa dilakukan dengan tidak harus mengeluarkan biaya yang banyak. Semuanya bisa dilakukan sendiri tanpa adanya keterlibatan orang lain dan tidak ada yang mengharuskan beli ini dan itu. Karena modal yang dibutuhkan untuk mengawali itu semua adalah hanya ambisi keras untuk maju dan selanjutnya adalah komitmen.
Menurut para pendekar etos kerja serta para pakar manajemen ada beberapa cara untuk meraih dan membina itu semua. Berdasarkan referensi dari beberapa buku bisa saya simpulkan sekurang- kurangnya ada tiga cara yang bisa untuk mencoba melakukan pembinaan kualitas termaksud. Langkah tersebut dibawah selain saya sunting dari karya tulis James K. Van Fleet dalam bukunya : The 22 Biggest Mistakes Manager Make and How Correct Them, juga saya coba tambahkan dari hemat saya akan mempercepat proses pembinaan yang dimaksudkan.
Pertama, Anda akan segera berkembang bila pekerjaan menuntut kemampuan anda lebih dari biasanya. Apabila tugas-tugas anda yang sekarang ini sudah tidak lagi ada tantangannya, maka sudah tiba saatnya buat anda untuk mulai melirik kanan kiri atau menoleh kelahan lain, khususnya keatas untuk mencari bidang pekerjaan atau tugas-tugas baru yang anda minati.
Kemukakan pada pimpinan atau atasan anda bahwa kalau diijinkan, anda akan membebaskan atau setidak-tidaknya mengurangi dari beberapa tugas rutin atasan untuk anda bantu mengerjakannya, sehingga atasan akan mempunyai banyak waktu untuk mengerjakan pekerjaan lainya yang mungkin jauh lebih berguna dan berarti demi kemajuan perusahaan. Buat anda sendiri atas kepercayaan yang telah diberikan serta atas keberhasilan yang dicapai akan menambah kepercayaan diri yang pada giliranya akan membuat anda terpacu untuk meraih impian yang lebih tinggi. Seperti hukum bisnis yang sudah dimaklumi oleh kebanyakan orang, peraihan prestasi hampir dipastikan akan berdampak pada imbalan finansial yang memadai yang akan diterimanya kemudian hari.
Kedua, jadilah atasan bagi diri sendiri. Ini sebetulnya sejalan dengan slogan dari pemerintah yang pernah kita sering dengar beberapa tahun yang lalu, yaitu WASKAT atau pengawasan melekat. Sebagai karyawan diharapkan mereka bisa bekerja optimal tanpa harus adanya kehadiran phisik sang pengawas. Kalau paham ini bisa dilaksanakan disetiap karyawan akan tercipta menejemen yang efektif dan efisien.
Dengan menganggap dirinya adalah atasan, logika yang diharapkan muncul adalah semua pelaksanaan kerja akan bisa dikerjakan dengan senang hati tanpa ada rasa keterpaksaan serta tanpa adanya kalkulasi untung rugi yang sering meracuni pikiran buruk para karyawan. Sadarilah bahwa sebenarnya , hukum take and give itu sepantasnya selalu disemaikan di hati sanubari kita, karena sesuai dengan janji TUHAN barang siapa yang selalu memberi pasti nanti pada suatu saat akan menerima . Orang menyebutnya bahwa kehidupan mahkluk yang ada di dunia ini selalu akan bertumpu dan mengikuti hukum sunatullah atau hukum keniscayaan.
Ketiga, Buatlah brand diri anda . untuk itu anda harus selalu mau menambah wawasan diluar lingkup kerja anda untuk membuat diferensiasi kemampuan bila dibandingkan dengan kompetitor seangkatan anda. Sekarang ini banyak cara yang bisa ditempuh dalam mencari ilmu pengetahuan apapun yang dikehendaki. Internet, televisi, radio maupun koran telah mempermudah untuk pencapaian itu semua. Penambahan wawasan akan sangat membantu dan bermanfaat untuk bisa menjadikan anda tampil " beda " dengan rekan yang lain.
Dalam dunia marketing, diferensiasi itu sangat dianjurkan, karena dengan adanya perbedaan itu anda akan mempunyai sebuah BRAND. Dengan menyandang brand akan menjadikan sesuatu dari yang sifatnya hanya berupa barang komodititi menjadi sesuatu yang punya label tertentu. Bisa diibaratkan ,kalau kita mau beli sekedar beras , kita besa beli beras apa saja dan dimana saja, namun kalau kita mau mendapatkan beras Cianjur, kita harus beli beras yang berlabel Cianjur .Dan bisa dipastikan tentu saja harganya akan lebih mahal dibanding dengan beras yang belum punya label, atau yang lebih populer disebut sebagai barang komoditi.
Demikian juga, kalau anda sudah mempunyai Brand dimata atasan atau manejemen perusahaan, tentu saja akan mempermudah anda dalam mencapai posisi yang lebih tinggi. Selanjutnya kenaikan karier sesuai kebiasaan akan dapat mendatangkan imbalan finansial yang lebih besar , namun kehadirannya tidak akan ada seseoranpun yang tahu kapan tepatnya kabar menggembirakan itu muncul. Kewajiban anda sebagai karyawan adalah harus selalu kerja optimal untuk merealisir mimpi indah tersebut.
Dengan selalu meningkatan kualitas diri di sepanjang kekaryaan anda, akan tercipta kondisi bahwa anda bisa dipastikan selalu siap untuk mendapat jabatan promosi. Promosi harus dicari dan jangan biarkan dia jatuh pada pesaing kompetisi.
Selamat Mencoba
GOOD LUCK BROO
Bekasi, November 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar