Saya yakin di era sekarang ini, hanya sedikit orang yang tidak tahu tentang bagaimana cara orang bisa meraih sebuah sukses. Karena sekarang ini media masa seperti televisi maupun radio banyak yang mengadakan talk show atau diskusi yang membahas tentang bagaimana cara meniti karier agar bisa mendapatkan keberhasilan. Di koranpun banyak kolom yang membahas dan memberikan trik-trik maupun tip untuk mendapatkan kesuksesan yang senada dengan televisi maupun radio. Belum lagi banyak juga buku - buku saku maupun buku yang lebih serius membahas lebih dalam tentang hal tersebut, yang bisa dengan gampang kita dapatkan di toko-toko buku yang sudah tersebar dihampir seluruh kota-kota yang ada di Indonesia.
Dari para pakar motivasi, guru manajemen, penulis buku maupun kolomnis sering mengatakan dalam tulisannya bahwa, kalimat-kalimat tersebut dibawah bisa mengilhami, mendorong dan menghantarkan kita dalam meraih apa yang kita cita-citakan. Adapun kata-kata atau kalimat yang sering kita dengar dan kita jumpai di banyak media diantaranya adalah:
1. Percaya diri
2. Berbuat yang terbaik
3. Berfikir positif
4. Cepat adaptasi dengan lingkungan
5. Pantang menyerah
6. Senantiasa siap berubah
7. Mau mendengar masukan
8. Belajar terus menerus
9. Semangat juang tinggi
10. Jujur dan loyal
Selain kalimat-kalimat tersebut diatas, sebetulnya masih banyak lagi kalimat " magis" yang bisa dipakai atau diaplikasikan, tinggal kita memodifikasi atau memilih kalimat pendorong yang mana yang dianggap paling cocok dengan kondisi kita sekarang. Selanjutnya yang paling penting dan mutlak harus dilakukan,menurut saya adalah, kita harus bertindak dan tidak berhenti hanya pada tataran menghafal slogan yang telah dipilihnya. Karena tanpa adanya tindakan nyata dan memadai, kita tidak akan mungkin mendapatkan sesuatu, meskipun kita telah mempersiapkan diri dengan banyak mengetahui kalimat-kalimat yang penuh "magis" tersebut diatas.
Kita semua pasti maklum bahwa akan ada konsekuensi logis yang harus diterima dan sekaligus dilakukan atas tindakan yang diperbuat, karena tidak akan ada satupun tindakan terbebas dari adanya biaya, baik itu moril maupun materiil yang harus ditanggung. Dalam bahasa Jawa dari jaman dahulu sudah ada pepatah yang mengatakan : Jer basuki mowo bea ,yang bisa diartikan tidak ada keberhasilan tanpa adanya biaya. Bagi mereka yang beroreantasi baratpun , mereka sering mengangkat dan memakai pepatah yang senada dengan pepatah Jawa diatas yang mengatakan : Thre is no free lunch, yang katanya , tidak ada makan siang yang gratis.
Kita semua pasti tahu akan hal itu, tapi problemnya maukah kita bertindak untuk mengimplementasikan petunjuk diatas, tanpa harus bersusah payah dan tidak mengeluarkan upaya apa - apa, demi tercapainya sebuah cita-cita ? Pertanyaan ini sepertinya masih sangat relevan untuk ditujukan kepada kita semua. Karena sepertinya banyak orang yang memilih dan hanya mau meniru pada cara – cara bohong yang kelihatan amat gampang dan tidak harus bersusah-payah dalam memperjuangkan cita-cita, seperti banyak kisah yang sering ditayangkan dalam sinetron yang ada di televisi, dengan hanya sedikit upaya langsung bisa mendapatkan kesuksesan. Sayangnya lagi gejala seperti ini sudah melanda hampir diseluruh strata masyarakat kita, dari yang hanya berpendidikan rendah sampai dengan mereka-mereka yang berpendidikan tinggi.
Banyak orang yang lupa atau sengaja melupakan contoh nyata yang pernah dilakukannya. Begitu heroiknya perjuangan mereka dahulu, perjuangan dimana saat mereka masih kanak-kanak , harus berjuang dengan segenap usaha agar bisa mengendarai sepeda ontel beroda dua. Saat itu mereka semua berjuang mati-matian dan rela menerima resiko apapun yang akan terjadi , hanya karena kepingin sekali bisa naik sepeda seperti teman-teman lain yang sudah bisa berkendara. Jatuh bangun di jalanan mereka lalui dengan senyum, dan tidak jarang akibat belajar sepeda tersebut sampai harus dibawa ke rumah sakit karena babak belur akibat mengejar sebuah impian.
Padahal kita semua tahu, saat itu yang mereka punya hanyalah kemauan dan tindakan, meskipun saat itu mereka belum mengetahui apa itu ilmu keseimbangan serta persiapan apa saja yang harus disiapkan dan apa saja perlengakapan yang mesti mereka punyai. Dan itu merupakan kebalikan sebesar tiga ratus enam puluh derajat dengan kondisi kita sekarang, begitu banyak ilmu dan perlengkapan yang bisa kita punyai, namun sayangnya banyak diantara kita masih miskin kemauan dan tindakan. Padahal sejatinya sifat ini sudah pernah ada dalam diri kita semua sejak masa kecil, namun sekarang sudah mulai kita coba abaikan dan lupakan.
Agar tidak menjadi naif seterusnya, mari kita hidupkan lagi semangat yang dulu pernah kita punyai untuk menyongsong hari depan demi meraih keberhasilan pribadi dan negeri ini.
BRAVO,
Bekasi, Medio November 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar