Minggu, 29 November 2009

GAIRAH DALAM KEHIDUPAN DAN KARIER

Empat  tahun lalu, disebuah   klinik praktek  dokter spesialis , saya  bertemu  dengan  seorang  ibu yang  saat  itu  baru  saja   berkonsultasi  dengan  dokter gizi, karena  sehari  sebelumnya   dia  didiagnosa  oleh  seorang   dokter  spesialis  penyakit  dalam, bahwa dia  sekarang  positif mengidap   penyakit  diabetis.

Seperti  dalam  pengakuannya  pada  saya , dia  sangat  kaget  sekali  mendengar vonis dari  dokter  internis  itu, karena  seperti  yang  telah  dia ketahui sendiri  lewat  berbagai  informasi serta  ditambah   juga  banyak orang yang  sering mengatakan, bahwa  penyakit  diabetis  tidak  bisa  disembuhkan,  bahkan  ada yang   mengatakan  lebih dari itu  bahwa   dia  akan  mengalami penderitaan dalam  menjalani  sisa  kehidupnya. Sejak  vonis  itu  dalam  benaknya  selalu  dibayangi  aktivitas kehidupan   yang  tidak  dia  sukai diantaranya  adalah , saat  makan  nasinya  harus  ditimbang  karena  bagi pengidap diabetis dia  tidak  boleh  makan  banyak melebihi takaran.

Dia  juga tidak  boleh  makan  sesuatu  yang  berupa  goreng-gorengan, padahal dia sangat  menyukai   apapun  yang   serba   digoreng, mulai dari   tempe goreng, nasi goreng, pisang goreng, ayam  goreng , daging  goreng  maupun  gorengan   yang  paling dia  sukai  yaitu  bebek  goreng.  Untuk minuman begitu  juga rupanya,  tak  ubahnya  bila dibandingkan  dengan   makanan, dia  harus  mengatur  diri. Minum   tidak  boleh terlampau manis, gulanya  harus  hanya  sekian miligram.  Padahal   kebiasaanya  selama  ini dia  paling  suka  pada minum minuman  yang  serba manis, seperti  kopi  manis atau "nastelgi", es campur , es teler maupun minuman – minuman manis  yang  lain.  Jelasnya  dia  harus  membatasi  semua  apa  yang  harus  dimakan dan diminum , dan  yang  lebih  penting  semuanya  harus sesuai  dengan  aturan  yang  dianjurkan  oleh  dokter gizi tentunya.

Dimata  saya , ibu  ini  sudah  kehilangan  "gairah" dalam kehidupannya.   Dalam  benak  si  ibu  tersebut , saya  menduga, seolah dia  telah  divonis  untuk  tidak akan  bisa  berumur panjang  lagi seperti  yang  pernah  dia  cita-citakan  sebelumnya.  Padahal , dia  ingin sekali  bisa  melihat langsung  bagaimana  anak2nya  tumbuh  dalam  menapaki  masa-masa  remajanya.  Malahan  dia  juga sangat  memimpikan   bisa  menikahkan  anak-anaknya  serta  bisa  mengadakan   pesta  yang  meriah dan  tentunya   pada  tempat  yang  sangat   bergengsi   di  kotanya.  Impian   yang  terdahsyat  dan    terbesar  yang  dia katakan   pada  saat  itu  adalah, kalau  dimungkinkan  dia  bisa  mengalami dan  merasakan  untuk  masa-masa  yang   menyenangkan sebagai  orang tua  yaitu   bisa bercengkerama  dengan  anak cucunya kelak kemudian  hari.

Sekarang  dia merasa  bahwa  kehidupannya  tak ubahnya seperti  kisah  sandiwara  panggung  yang  sudah mulai   membosankankan  bahkan  dia     pernah  berfikir kenapa  masih  diberi kehidupan kalau  hanya  untuk menikmati  sisa  hidup yang  mengharuskan    dia untuk  bersahabat dengan   kehampaan.   Kesimpulan saya,  ibu  ini  telah  kehilangan  gairah   hidup, dia  mulai merasa telah  mulai  ditinggalkan  oleh  sesuatu  yang  berbau  keindahan  walaupun  itu  hanya  sebatas   mimpi. Baginya  hidupnya  telah  sampai  pada  episode  terakhir.  Padahal  kematian  serta  apapun  yang akan terjadi  di  dunia  ini  tidak  bisa  terwujud  tanpa  adanya  campur tangan  atau  kehendakNYA, dan  bukan  berdasarkan  ramalan  maupun  judgment  seseorang.   

Untuk  itu, gairah  memang  dibutuhkan  dalam  menjalani  kehidupan ini, baik  pada  kondisi  apapun, semisal  dalam bercinta, menjalin persahabatan, berorganisasi, bekerja, berkreasi  maupun  dalam  memaknai  kehidupan   itu  sendiri.

Saya  dulu  disaat  masih remaja pernah  berpacaran dengan   seorang  gadis  yang  menurut  saya  saat itu  dia sangatlah sempurna, dia  sangat santun, berbudi   dan  cantik.  Untuk  itu  jalan  apapun  saya  coba  dan tempuh agar  bisa  mengenal dan  sekaligus  mendapatkan nya. Berbagai  cara saya  tempuh,  untuk  bisa  merealisasikan  keinginanku. Itu  semua  bisa  saya  lakukan  karena  gairah  cinta  saya  terhadap  gadis  tersebut  sangatlah  besar.  Karena  gairah  maka  muncul  semangat  juang  yang  cukup tinggi  untuk memperjuangkan tercapainya  keberhasilan.  Saya  bisa  memastikan  kalau  seandainya  pada  saat  itu  tidak  ada  gairah, maka  tidak  akan  ada  perjuangan  atau  usaha yang  bisa  mempertemukan  saya  dan  gadis  itu dalam  jalinan  asmara.

Pernah  saya  melihat  disuatu  saat  sepasang  cowok dan  cewek  saling  berbaku  hantam kata alias  ribut  di suatu  tempat.  Menurut  pengakuan  si wanita, cowoknya  tersebut  sudah  sering  tidak  menepati janji dan  menyayangi dia lagi  seperti  waktu-waktu  sebelumnya.  Setiap  si wanita  kirim SMS  kepada  si cowok,  si cowok   sudah  tidak  pernah  mau  lagi  membalasnya.  Kalau  kecolongan dan  terlanjur  si  cewek  bisa  kontak  di Hpnya ,dia  hanya  menjawab  sekenanya  alias  ogah-ogahan  serta  sudah tidak  ada  kata-kata  rayuan maupun  kata  mesra   seperti  yang  pernah  dia  lakukan  selama  ini. 

Dalam  kasus  ini  saya  pribadi  berkeyakinan, bahwa  dalam  drama  percintaan tersebut  si  lelaki  sudah  kehilangan  gairah  untuk  meneruskan  percintaannya  dengan  si wanita  tersebut. Meskipun si wanita  masih  mempunyai  gairah  yang   sebesar   dulu,  seperti  saat  mereka  baru  mengenalnya dan saat  mulai  melakukan  pacaran.  Sekali  lagi  ini  menunjukan kepada  kita  semua, bahwa yang  namanya gairah  itu  sangatlah   menentukan  terhadap tumbuh kembangnya  cinta atau  terlaksananya kehendak  seperti  yang  diidamkan.

Gairah  dan  kesuksesan  kerja.

Begitu  juga  terhadap  kehidupan  kita  sehari-hari  termasuk  dalam meniti   karier  , gairah  adalah  salah  satu  prasyarat  untuk tercapainya  semua  dari  apa  yang  kita  harapkan. Boleh  jadi  kita  telah  mengetahu  beberapa  prasyarat lain seperti,

  1. Mempunyai  pengetahuan  maupun skill kerja
  2. Punya  keinginan  maju,  siap  berubah  dan  mau  bekerja  keras
  3. Dan  masih  banyak  lagi  petunjuk-petunjuk  sikap  yang  bisa  dijalankan

Namun  itu semua  rupanya  belum  memenuhi   persyaratan  yang  sempurna  kalau  tidak  pernah  ada  kesadaran untuk  selalu  bisa  memelihara   gairah  yang  memadai sesuai  kebutuhan.  Karena, seperti  yang  kita  ketahui  bersama, tidaklah  gampang  dalam  memperjuangkan  cita-cita. Itu  semua  membutuhkan  waktu, bisa dalam  hitungan  hari, minggu, bulan  dan  atau bahkan  tahun. Waktu  yang  dibutuhkan  biasanya relatif  berjalan  lurus  dengan  besar kecilnya  target. Untuk  itu  kita  semua   harus  pandai-pandai  mengelola gairah kerja  agar  bisa  tidak  gampang  patah  semangat apalagi   menyerah  ditengah  jalan. Karena  apa  yang  kita  perjuangkan  barangkali atau mungkin memerlukan  durasi  yang  cukup panjang  serta   membutuhkan  kontinyuitas  adanya gairah kerja agar  kita  selalu  bisa  menciptakan  kegairahan  kerja  disepanjang  waktu.

Bila  kita  tidak  bisa  selalu  menyiapkan  kegairahan  seperti  yang  dibutuhkan, hampir  dipastikan  apa yang  diperjuangkan  akan  tinggal  menjadi  sebuah kerangka besar  yang indah  nan  apik akan  tetapi  telah  kehilangan roh dan  makna.   Maka disarankan  ambilah   gairah  yang  bukan  dari  sumber  "FOSIL"  sehingga bisa  di daur  ulang  dan anda tidak akan  kehabisan sumber  GAIRAH .  Yang  pada  gilirannya anda   selalu  akan bisa mendapatkan  kegairahan yang  cukup  dalam  kondisi  apapun  dan  akhirnya  bisa  mendapatkan  kesuksesan  kerja yang  anda  idamkan, meskipun  itu  semua  harus  meliwati  perjalanan  yang  berliku  serta  sangat panjang    bahkan   melelahkan.

 Gairah  RUPANYA  memang  penting  dan PERLU.

BEKASI  NOPEMBER .2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar