Dalam kehidupan kita sehari-hari, khususnya pada era sekarang ini, tidak hanya terjadi di benua yang penduduknya sudah maju saja, tidak terkecuali bisa terjadi juga di sebuah negeri yang bernama Indonesia , baik dalam bentuk organisasi/ komunitas/ perusahaan maupun individu selalu penuh dilingkupi dengan nuansa persaingan. Untuk itu, guna mendapatkan kemenangan dalam persaingan bisnis maupun karir, tidak lagi bisa "berperang" dengan strategi yang biasa-biasa saja, namun kita harus menghimpun dan mendayagunakan semua kekuatan yang ada agar bisa optimal dalam mendapatkan kesuksesan .
Seperti banyak cerita dan kisah yang bisa kita temui dalam berbagai media, baik lewat media cetak maupun visual, dalam era informasi yang sudah sedemikian maju serta pertimbangan dari peserta lomba kesuksesan yang tingkat pendidikannya juga telah semakin tinggi dan beragam. Akhirnya kita sampai pada suatu kesimpulan bahwa, kita sebagai profesional tidak cukup mengandalkan kemampuan dasar kita yang hanya bersumber pada kemampuan teknis semata, tanpa harus melengkapi dengan "persenjataan perang lain" guna melakukan terobosan dan inovasi seperti yang biasanya dilakukan oleh para pemenang.
Tidak berlebihan kalau analogi karakter perusahaan yang berhasil sebagai pemenang dalam sub topik dibawah, tentunya dapat juga diaplikasikan pada karakter perseorangan atau individu. Bedanya, kalau dalam perusahaan, masing-masing disiplin ada personil yang harus melakukan, menjaga dan bertanggung jawab, sementara pada perseorangan atau individu fungsi dari masing-masing disiplin tersebut harus dilakukan sendiri alias oleh sorangan wae, baik untuk masalah teknis maupun yang non teknis.
PHILIP KOTLER dalam bukunya yang dipublisasikan pada tahun 1988, pada penerbit Prentice Hall. Inc. dengan judul : MARKETING MANAGEMENT, Analysis, Planning, Implementasian and Control tersebut, pada bab awal, Philip Kotler mengangkat sub topik "MEMAHAMI PERAN PENTING PEMASARAN DALAM ORGANISASI DAN MASYARAKAT.
Sub topik ini menurut hemat saya sayang untuk dilewatkan, karena sangat relevan sekali dengan langkah yang seharusnya dilakukan oleh semua profesional dalam menghadapi era persaingan yang demikian ketat dan complecated. Philip Kotler menguraikan dengan jelas betapa pentingnya konsep pemasaran yang tepat demi kesuksesan sebuah perusahaan, yang bagi saya, hal tersebut pantas untuk dibaca oleh para profesional untuk bisa diambil sari patinya, dan diharapkan dapat membentuk ETOS KERJA yang ALL OUT dalam meniti sukses. Adapun kutipan tulisan termaksud adalah seperti tersebut dibawah:
Apa yang menjadikan perusahaan unggul?. Pertanyaan ini menggema di seluruh Amerika pada awal tahun 1980-an, dengan alasan yang kuat, tentu saja. Beberapa perusahaan raksasa Amerika- Chrysler, International Harvester, Harley Davidson- mengalami kemerosotan dalam penjualan dan laba. Masalahnya biasa saja – perubahan selera konsumen, meningkatnya biaya bahan, jatuhnya harga. Adapula pula beberapa faktor yang lebih baru, persaingan dari luar negeri, terutama serbuan produk-produk dari luar yang bermutu tinggi yang berasal dari Jepang, Singapura, Hongkong dan Korea Selatan.
Sedikit saja perusahaan Amerika lainnya yang terus bertahan di urutan atas dan terus menerus meningkatkan penjualan dan laba. Tom Peters dan Bob Waterman mewancarai empat puluh tiga perusahaan yang berprestasi tinggi - perusahaan seperti, Hewlett Packard, Frito Lay (pepsiCo), Procter & gamble, 3M, Delta Air Lines, McDonald's - untuk mengetahui apa sebetulnya yang membuat mereka berhasil. Mereka menulis hasilnya dalam apa yang kemudian menjadi buku bisnis terlaris sepanjang masa_In Search of Excellence.
Dan yang mereka temukan adalah bahwa semua perusahaan ini menganut prinsip operasional dasar diantaranya adalah "kepekaan yang tajam terhadap pelanggan" ( tetap dekat dengan pelanggan), "kepekaan yang tajam terhadap pasar" ( berteguhlah pada usaha anda ) dan mempunyai kemampuan yang tinggi dalam "memotivasi " karyawan mereka guna menghasilkan mutu dan nilai yang tinggi bagi pelanggan. Setengah dari yang mereka temukan berkaitan dengan apa yang oleh para pemasar dinamakan " konsep pemasaran".
Pada tahun 1986, Frank "Buck" Rodgers, yang menjabat sebagai Direktur Pemasaran IBM selama lima belas tahun, menulis "The IBM Away" dimana ia menguraikan banyak langkah yang diambil oleh IBM untuk memastikan bahwa "pelanggan adalah raja". Rodgres begitu setianya kepada konsep pemasaran sehingga ketika ada rapat mendadak di kantor pusat IBM yang bertepatan waktunya dengan janji penting yang dibuatnya dengan seorang pelanggan yang sedang mengalami kesukaran , Rodgers memilih untuk menemui pelanggan. Dan atasannya memafkannya dengan mengatakan "Anda telah memilih prioritas yang tepat".
Dari cuplikan tulisan Philip Kotler tersebut , tentunya analogi tersebut diatas tidak ada salahnya bila kita aplikasikan pada diri kita masing-masing sebagai ciri keprofesionalan kita . Sebagai profesional sehari-hari kita dihadapkan pada kondisi yang harus berkomunikasi dan memuaskan pelanggan, baik pelanggan EXTERNAL maupun INTERNAL. Pemenuhan kepuasan pelanggan adalah langkah pemasaran yang paling efektif dan harus dilakukan oleh semua staff, agar perusahaan bisa meraih keberhasilan.
External Costumer pasti semua personil sudah tahu dan jelas siapa yang kita hadapi, namun masih banyak dari kita sebagai karyawan sering melupakan keberadaan INTERNAL Costumer. Padahal internal costumer tersebut adalah variable yang sangat penting dan bernilai dalam mengantar kita untuk dapat meraih kemenangan dalam meniti karier individu maupun untuk keberhasilan perusahaan.
Banyak sekali diantara kita yang tidak tahu dan lupa bahwa kesuksesan dalam memberikan service kepada internal costumer tersebut merupakan advertensi murah dan dahsyat yang bisa kita lakukan yang pada giliranya bisa menghantar kita sebagai profesional untuk mendapatkan promosi dalam bentuk apapun, baik dari atasan kita maupun dari perusahaan dimana kita bekerja.
Dengan kepiawaian dalam melakukan konsep pemasaran yang pas atas adonan yang kita lakukan tidak mustahil kita akan berjaya seperti perusahaan-perusahaan Amerika yang saat itu melakukan sesuatu yang notabene tidak dilakukan oleh beberapa perusahaan yang terlena dengan kekiniannya saat itu.
Dengan kehebatan " memasarkan diri" lewat jalan "kepuasan pelanggan" baik untuk internal dan external costumer, maka sekali lagi tidak berlebihan kalau kita memahami dan menghayati kata – kata penuh tuah tersebut diatas agar mampu selalu menginspirasi, membimbing dan mengarahkan kita semua dalam menempuh perjalanan panjang dan berliku, untuk menggapai kesuksesan dalam dunia kerja.
Tanpa pijakan yang kokoh serta pegangan yang bisa menuntun atau mengarahkan kita dalam belantara dan gulitanya dunia kerja, kita akan kehilangan kesempatan yang tidak seharusnya terjadi pada profesional yang masih mempunyai mimpi tentang kesuksesan.
Bravo.
Maryono Rahardjo
Medan Satria , 25 Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar