Sabtu, 28 Desember 2013

MENCIPTAKAN DAYA SAING HANDAL


Era Globalisasi.

 

Dalam  era globalisasi  seperti sekarang ini mau tidak mau, senang tidak senang maka persaingan dalam dunia  bisnis maupun dunia professionalisme akan semakin ketat dan sengit.  Oleh karenanya  baik perusahaan maupun individu /para professional dituntut untuk meningkatkan  daya saing yang mumpuni, kalau tidak para prefesioanl hanya akan menjadi kaum inferior yang hanya akan menjadi pecundang  dan harus menerima dengan legowo untuk diposisikan sebagai follower atau warga  kelas dua. Sebagai perusahaan label follower sangat pantas untuk dihindari dan dijauhi, demikian juga  label kelas dua untuk para professional harus dijadikan  barang tabu , karena hal tersebut akan menghambat promosi jabatan  atau promosi-promosi yang lain.

 

Pemasaran.

 

Pada hemat penulis outcome dari  profesioanal itu tidak beda beda jauh dengan sebuah perusahaan, yang esensinya adalah menjual produk atau service. Maka sebagai profesioanal sudah sewajarnya harus  mempunyai juga keahlian  sebagai  pemasar yang baik  terhadap produksi/ jasa yang ditawarkan. Oleh karenanya pada era persaingan yang ketat,  tidak berlebihan kalau para professional harus mempunyai  daya saing  yang handal, agar bisa survive dan dapat  memenangkan dalam "pertarungan " tersebut. Hanya dengan daya pikat  marketing yang efektif dan efisien pemasar  dapat bisa membawa perusahaan maupun professional dapat meraih target yang optimal atau paling tidak dapat memenuhi  target yang sudah ditentukan.  

 

Seperti diketahui, Proses  pemasaran diartikan sebagai suatu usaha  yang  dilakukan  oleh  seseorang atau pengusaha  untuk  dapat mempengaruhi  konsumen  agar  mereka  menjadi  tertarik, senang , kemudian  membeli jasa  ataupun produknya. Oleh karena kegiatan pemasaran itu mencakup  proses  dari awal  sebelum  produksi itu sendiri dilakukan sampai dengan kegiatan  purna  jual atas barang atau servise yang ditawarkan kepada konsumennya maka aktivitas tersebut harus dilaksanakan dengan  penuh keseriusan.   Perlu diingat bahwa definisi konsumen  itu pada hakekatnya adalah seseorang yang membutuhkan dan atau  yang akan menerima product atau jasa, oleh karenanya konsumen itu bisa saja dari temen sekerja, pimpinan dan bahkan bawahan kita. Maka jelaslah bahwa konsumen  itu ada dimana mana  dan tidak harus serta  selalu dari atau ada diluar perusahaan.

 

Usaha dalam mempengaruhi konsumen  tersebut  dapat dilakukan  oleh pengusaha maupun para professional dengan  memanfaatkan  kondisi pribadi calon konsumen itu sendiri maupun  berbagai sarana  yang  dimiliki oleh  perusahaan atau masing  masing  penjual jasa/ profesional. Kondisi intern  yang  ada di dalam diri  para   konsumen (pemakai jasa atau produk) itu disebut INNER DRIVEN  sedangkan  sarana yang dimiliki  dan atau diciptakan oleh  perusahaan / pribadi penjual jasa disebut  OUTER DRIVEN ( Indriyo Gitosudarmo,Drs,M.Com – Buku Manajemen Pemasaran).

 

Kondisi intern konsumen  disebut inner driven  artinya dorongan  yang timbul dari  dalam diri konsumen  sendiri,untuk pemakai barang/produk: misalnya  status  sosialnya, kekayaannya, kepribadiannya, gaya hidupnya, gaya menejerialnya, ketelitiannya, kedisiplinanya dan sebagainya. Semua kondisi itu dapat dipergunakan  sebagai pintu masuk oleh  perusahaan / penjual jasa untuk  mempengaruhinya, misalnya dengan  menciptakan  persepsi bahwa bagi  orang  yang  berstatus  social  tinggi haruslah  memiliki  atau memakai produk / barang yang ditawarkan. Demikian juga untuk para professional  harus juga bisa memanfaatkan inner driven calon konsumen sebagai pintu masuk dalam mempengaruhi agar jasanya disukai dan selalu dicari  oleh target konsumen.

 

Sementara itu outer driven  atau dorongan  dari luar calon konsumen harus bisa diciptakan oleh  perusahaan atau professional.  Salah satu outer driven dalam  dunia marketing  yang sudah dipopulerkan oleh  MC CARTHY  yaitu  4P (baca:empat P). Akronim tersebut terdiri dari,  (1) Product – produksi, (2) Price – harga, (3) Promotion – promosi dan (4) Placement-distribusi. Alat /sarana   pemasaran  tersebut  biasanya  dipadukan  sedemikian rupa  oleh  pengusaha untuk  mempengaruhi  konsumen. Perpaduan  dari  alat  atau sarana  tersebut  diatas biasanya  disebut  sebagai BAURAN  PEMASARAN atau  MARKETING MIX.

 

Namun lain halnya untuk memasarkan jasa / kinerja yang merupakan daya  saing dari para profesioanal, para professional harus  memakai tool jenis lain yang harus dipakai atau diaplikasikan dalam memasarkan jasa atau servicenya. Bauran yang harus dipakai adalah competitiveness  generic atau daya saing standard.

 

Competitiveness Generic : Daya Saing Standard.

 

Tak terhitung lagi atau dengan kata lain telah banyak  cara yang telah disampaikan oleh para pakar  maupun praktisi tentang strategi generic  daya saing para professional agar bisa lebih mengOPTIMAlkan  kinerjanya dalam   era yang penuh dengan tantangan ini. Penulis sebut generic, karena  menurut hemat penulis daya saing  termaksud  mutlak ( minimum requirement) harus  dipunyai dan  selalu diamalkan – hukumnya wajib- oleh para professional. Tentu saja masih bisa ditambahkan  dengan ornamen-ornamen  lain agar dapat menambah daya dobrak dari  daya saing para professional.

 

Kapsul CDR.

 

Dari beberapa suntingan dan hasil pengamatan  serta pengalaman, untuk menambah stamina daya dobrak kinerja tidak ada salahnya para professional selalu harus  menyelipkan  kapsul stimulate dalam kerja sehari-hari. Kapsul yang dimaksud  dalam  hal ini  adalah CDR kapsul. Kapsul  yang satu ini elemen kimiawinya adalah  terdiri  dari beberaoa  unsur "kimia kinerja", yang telah bertahun-tahun teruji kehandalannya. Unsur kimiawi  yang dimaksud yaitu terdiri dari  (1) Capability, (2) Deliver dan (3) Reliable , yang pada kesempatan kali ini penulis  singkat dengan akronim CDR.  Ketiga  unsur tersebut harus di blending menjadi satu dan diharapkan akan menjadi  competitiveness mix  atau bauran daya saing. Manfaat atau tuah  dari masing-masing elemen atau unsur  bauran daya saing tersebut adalah seperti paparan dibawah.

 

Capability:

Bila kita bicara tentang kapabilitas atau kemampuan,menurut hemat penulis  hal tersebut tidak  hanya bisa diraih oleh mereka yang punya pendidikan  tinggi saja, namun bisa juga hal tersebut bisa dicapai oleh seorang yang  berpendidikan menengah dan rendah, namun syaratnya mereka harus mempunyai keseriusan dan  tujuan yang focus  dalam mengerjakan  pekerjaan sehari-hari.  Dunia telah mencatat,  banyak dari mereka yang berpendidikan rendah berhasil juga  mempunyai kemampuan yang handal, karena mereka  tidak pernah takut  salah , lelah apalagi menyerah pada kegagalan, mereka selalu mencoba terus , terus dan terus mencoba sampai  keberhasilan dapat diraihnya.

 

Oleh karenanya  tidak mengherankan bila ada   orang  yang mempunyai kapabilitas hebat namun bila dilihat dari sisi akademisnya banyak yang tidak  membanggakan  dan bahkan sering  dibilang JEBLOK.  Sebutlah nama Thomas Alfa Edison, yang oleh gurunya dibilang sangat bodoh dan tidak boleh mengikuti disekolah umum, namun sejarah telah mencatat bahwa bung  Thomas tersebut telah berhasil menciptakan  sesuatu dan bahkan dia telah  mempunyai tidak kurang dari 1000 (baca: sarebu ) HAK PATENT untuk  berbagai keperluan. Masih ada contoh lain lagi yaitu  pak BILL Gate  yang mampu membangun perusahaan sebesar  MICROSOFT, serta anak muda Mark Zuckerberg yang dapat menciptakan  FACE BOOK  yang sangat fenomenal  itu, padahal kedua professional tersebut adalah berlabel MAHASISWA  DROP OUT,  yang di DO dari Harvard University yang terkenal itu  karena dianggap "dedel" sebagai mahasiswa.  Jadi buat para professional yang memang masih mempunyai kemauan untuk mempunyai kecakapan yang hebat dalam bidang apa saja masih ada kesempatan, asal masih ada kemauan belajar, praktek / latihan dan kerja keras di dalam KAMPUS KEHIDUPAN ini, meski kampus tersebut tidak pernah  mengeluarkan sertifikat apapun, namun proven (TERBUKTI) sebagai perguruan tinggi handal.

 

Deliver.

Deliver dalam kamus terjemahan dimaknai sebagai penyampaian. Untuk bisa menyampaikan sesuatau dengan jelas  dan bisa dimengerti  oleh seseorang / group atau apapun kuncinya adalah komunikasi .  Seorang  pakar yang mendefinisikan  komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain. Sampai  disini  kelihatan mudah bukan……..

 

Namun faktanya  dalam penelitian menyebutkan bahwa 70% kesalahan di dunia kerja diakibatkan oleh KOMUNIKASI yang buruk (Blog: Gina Muthia). Oleh karenanya  para professional  harus  mempunyai  bahasa komunikasi  yang bagus dan memadai sesuai dengan level masing-masing. Untuk bisa mendeliver sesuatu maka komunikasi yang efektif harus  bisa dilakukan, agar apa yang disampaikan bisa  sukses alias NYAMPEK untuk itu paling kurang teory dibawah ini bisa dicoba "di-syariatkan", antara lain adalah:

 

  • Simplifikasikan masalah
  • Gunakan bahasa  sederhana  dan  mudah dicerna
  • Terarah, Logic dan  reasonable
  • Ciptakan  kesan penting
  • Penyampaian yang menarik dan tidak menggurui

Seperti komunikasi dengan klien yang diluar perusahaan, di dalam internal perusahaan  pun untuk menunjang  keberhasilan maka sebagai professional harus bisa mengkomunikasikan  tujuan atau misinya , baik itu ke atas terhadap atasan, ke bawah terhadap bawahan, kesamping  kepada  sejawat atau patner se-level, dan diagonal  kepada  lintas department atau organisasi. Bila sang professional GAGAL membuat   komunikasi  dari empat jenis  interaktif yang penulis sebutkan diatas , maka dijamin  effort yang dibuat tersebut akan melengkapi  fakta  kegagalan  yang 70 % seperti yang disampaikan diatas.


Reliable:

Meminjam sebagian  tulisan Prof. Dr. Ir. Safri Mangku Prawira, dibawah ini bahasan pentingnya adversity quotient untuk menjadikan  seseorang  tahan banting dan reliable atau bisa diandalkan dimata perusahaan, atasan maupun klien, perlu di simak dan dicermati.


Tidak jarang dalam dunia kerja ada sekelompok karyawan yang memiliki kecerdasan intelektual (IQ) tinggi kalah bersaing oleh para karyawan lain yang ber-IQ relatif lebih rendah namun lebih berani menghadapi masalah dan bertindak. Mengapa sampai seperti itu?. Dalam bukunya berjudul Adversity Quotient: Turning Obstacles into Opportunities, Paul Stoltz memerkenalkan bentuk kecerdasan yang disebut adversity quotient (AQ). Menurutnya, AQ adalah bentuk kecerdasan selain IQ, SQ, dan EQ yang ditujukan untuk mengatasi kesulitan. AQ dapat digunakan untuk menilai sejauh mana seseorang ketika menghadapi masalah rumit. Dengan kata lain AQ dapat digunakan sebagai indikator bagaimana seseorang dapat keluar dari kondisi yang penuh tantangan. Ada tiga kemungkinan yang terjadi yakni ada karyawan yang menjadi kampiun, mundur di tengah jalan, dan ada yang tidak mau menerima tantangan dalam menghadapi masalah rumit (tantangan) tersebut. Katakanlah dengan AQ dapat dianalisis seberapa jauh para karyawannya mampu mengubah tantangan menjadi peluang.


Kembali kepada Stolz, dia mengumpamakan ada tiga golongan orang ketika dihadapkan pada suatu tantangan pendakian gunung. Yang pertama yang mudah menyerah (quiter) yakni dianalogikan sebaga  karyawan yang sekedarnya bekerja dan hidup. Mereka tidak tahan pada serba yang berisi tantangan. Mudah putus asa dan menarik diri di tengah jalan. Golongan karyawan yang kedua (camper) bersifat banyak perhitungan. Walaupun punya keberanian menghadapi tantangan namun dengan selalu memertimbangkan resiko yang bakal dihadapi. Golongan ini tidak ngotot untuk menyelesaikan pekerjaan karena berpendapat sesuatu yang secara terukur akan mengalami resiko. Sementara golongan ketiga (climber) adalah mereka yang ulet dengan segala resiko yang bakal dihadapinya mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.


Sebagai ilustrasi  NYATA berikut penulis  kopi langsung dari  tulisan  yang ada pada  blog motivasi diri tentang kisah singkat dua orang, yang menurut hemat penulis, orang-orang tersebut   mempunyai  AO ( adversity quotient) yang tinggi, tahan banting, pekerja  keras serta tidak mudah  menyerah.

 

Adam Khoo - Singaporean

Si koko Adam Khoo ini adalah seorang berkebangsaan Singapura.  Adam Khoo ini memang terkenal 'batu', terutama dalam hal akademis. Saking gebleknya, dia sudah dikeluarkan dari sekolah di kelas 4 SD.  Sesulit  apa sih pelajaran di kelas 4 SD sampai harus  dikeluarkan?  Jadinya dia masuk ke SD terburuk di Singapura untuk terus melanjutkan sekolah. Saat pendaftaran masuk SMP, dia ditolak oleh enam SMP terbaik di sana. Akhirnya, lagi-lagi dia harus masuk ke SMP terburuk di Singapura untuk melanjutkan sekolah. Dengan prestasi akademis yang kerdil ini, wajar saja dia menjadi bahan tertawaan teman-teman sejawatnya waktu itu.

Tapi kekurangaanya di dunia akademis tidak membuntukan ketajamannya di bidang bisnis. Adam Khoo memulai bisnisnya sejak umur 15 tahun. Kini dia bergerak di bidang bisnis training dan seminar. Bahkan di saat usianya baru 22 tahun, Adam Khoo sudah menjadi trainer tingkat nasional di Singapura dengan gaji tinggi bayaran $10.000 perjam! Bayangkan saja, di umur 22 tahun saat semua orang masih disibukkan dengan ngeband, kuliah, dan mendaftarkan diri di bank-bank swasta, Adam Khoo yang dibilang bodoh sudah menghasilkan 100 juta rupiah perjam! Kini di usia 26 tahun, dia telah memiliki empat bisnis dengan total nilai omset US$ 20 juta per tahun.

Abraham Lincoln – American.


Rapot kegagalanya menurut penulis sangat mencengangkan, bagaimana tidak: Gagal dalam bisnis pada tahun 1831. Dikalahkan di Badan Legislatif pada tahun 1832. Gagal sekali lagi dalam bisnis pada tahun1833. Mengalami patah semangat pada tahun 1836. Gagal memenangkan kontes pembicara pada tahun 1838. Gagal menduduki dewan pemilih pada tahun 1840. Gagal dipilih menjadi anggota Kongres pada tahun 1843. Gagal menjadi anggota Kongres pada tahun 1848. Gagal menjadi anggota senat pada tahun 1855. Gagal Menjadi Presiden Pada Tahun 1856. Gagal Menjadi anggota Dewan Senat pada tahun 1858.

Kira-kira apa yang akan terjadi pada anda bila mengalami kegagalan demi kegagalan terus menerus selama puluhan tahun? Saya pribadi cuma punya 2 jawaban: menyerah, atau gila. Wajar saja banyak yang menganggap dia bodoh  karena terus memaksakan dirinya berada di dunia politik. Tapi kegagalan Abraham Lincoln dalam dunia politik tidak lantas membuat dia menyerah dan membuka counter pulsa kecil (karena memang handphone saja belum ada), dia terus maju walaupun pada tahun 1836 pernah terpuruk karena kegagalan-kegagalannya. Abraham Lincoln berhasil menjadi presiden Amerika ke -16 pada tahun 1860 dan juga sebagai salah satu Presiden tersukses dalam memimpin bangsanya, menghentikan perang saudara Amerika, dan menghapuskan perbudakan.

Lalu apa yang bisa kita pelajari dari para ahli sukses di atas? Mental Juara Keberhasilan hanya bisa diraih dengan bertahan dari kegagalan. Dalam proses pencapaian sukses, akan banyak rintangan dari luar, termasuk caci maki dari orang-orang anti-sukses disekitar anda. Tetaplah berani untuk menempuh jalan yang mungkin berbeda dari kebanyakan orang, dan tetap percaya pada potensi dan impian anda.  Jadikan anda petarung hebat, songsong tahun 2014 dengan daya saing yang memikat, maka sukses hanya soal waktu, BROO….INSYAALLAH.

 

Bravo!

Penghujung Desember, 2013,

Dari: Medan Satria, Kota Bekasi

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar