Senin, 02 Mei 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN INDIVIDU DAN TEAM


INISIATIF.
Disebuah seminar tentang motivasi seseorang kawan mengatakan kepada saya  bahwa test paling sederhana yang bisa dilakukan oleh seorang leader untuk mengetahui kinerja bawahan atau subordinatenya secara cepat mana  yang performanya bagus dan mana yang hanya rata-rata saja, dapat dilihat atau dinilai dari salah satu dari variabel keberhasilan yaitu lewat KADAR INISIATIF-nya.

Maka tidak  heran kemudian hal tersebut  memancing keingintahuan saya untuk mengetahui lebih dalam makna yang dia maksudkan dengan kata inisiatif tersebut hingga bisa menjadi tolok ukur atau benchmarking dari variabel sukses atau keberhasilan. Atas pertanyaan penulis selanjutnya teman saya tersebut memberikan definisi versi yang dia yakini bahwa arti Inisiatif itu adalah kemampuan seseorang untuk bertindak melebihi dari apa yang dibutuhkan / dituntut oleh suatu pekerjaan, baik itu dalam organisasi besar perusahaan organisasi yang lebih kecil .

Sementara itu ada pendapat lain yang mengatakan bahwa inisiatif adalah kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu tanpa harus minta/ menunggu arahan atau perintah lebih dahulu dgn tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil pekerjaan, dgn cara menciptakan peluang baru untuk menghindari timbulnya masalah yg tidak dibutuhkan atau diharapkan.


JUST DO IT FROM NOW ON.
Menggaris bawahi dan memaknai hukum sebab akibat , penulis coba menghubungkan  benang merah dari kedua definisi diatas, barangkali  tidak berlebihan jika  menyimpulkan bahwa, bila diantara kita dalam keseharian selalu mampu menghiasi  kinerja dgn kebiasaan ekselen tersebut maka kesempatan utk meraih keberhasilan yang lebih tinggi atau lebih besar hanya tinggal soal waktu.

Namun begitu berdasarkan data yang penulis dapatkan dari beberapa sumber yang kredibel ternyata diluar sana masih ada keluhan dari  banyak perusahaan yang masih menemui kesulitan dalam mendapatkan karyawan dengan KUALIFIKASI seperti definisi diatas.

Fakta kesulitan untuk mendapatkan karyawan sesuai  kriteria tersebut dibuktikan adanya fenomena yang terjadi  akhir-akhir ini, yaitu banyaknya business owner atau perusahaan yang memilih rekruitmen jalan pintas dgn cara membajak (Hijack) karyawan dari perusahaan lain. Sistem "KANIBAL" ini terjadi diakibatkan oleh suburnya nafsu yang ingin serba mudah serta adanya hukum ekonomi yang tidak berimbang antara  SUPPLY and DEMAND, yaitu pasokan yang tersedia lebih kecil dari. kebutuhkan.

Padahal menurut hemat penulis karakter semacam itu  BUKANLAH hal yang MUSTAHIL untuk bisa dimiliki oleh semua orang. Oleh sebab itu  penulis sangat meyakini bahwa hal tersebut sangat mungkin untuk bisa dipelajari bahkan haqul yakin jika karakter termaksud dapat diciptakan, meski sebelumnya hal tersebut belum pernah dilakukan.


Tentu saja bila demikian halnya, untuk membuat perilaku tersebut menjadi habit permanen maka ada persyaratan yang cukup berat namun mutlak kudu dilakukan yaitu melalui program yang penulis sebut prosedur 3 (TIGA) L, yaitu "LATIHAN, LATIHAN dan LATIHAN ".

Dalam rangka peningkatan kinerja ekselen sekaligus untuk mengisi serta memenuhi kebutuhan tenaga kerja dengan kualifikasi termaksud, oleh sebab itu  setiap karyawan TIDAK ADA SALAHnya jika MELATIH DIRI SEDINI MUNGKIN agar dikemudian hari bisa menjadi pekerja berkualitas dan bisa diandalkan. Untuk itu tidak ada pilihan lain, JUST DO  IT  FROM NOW  ON AND  DON'T  BE  IRRESOLUTE.


PERCAYA DIRI.
Berbekal dengan karakter seperti yang dimaksudkan diatas akan menjadi tambah sempurna bila setiap karyawan melengkapi diri dengan rasa percaya diri yang memadai. Seorang praktisi business Indonesia yang mempunyai perusahaan besar  serta  kondang mengatakan bahwa percaya diri itu modalnya hanya ada SATU yaitu seseorang harus mempunyai mental JUARA atau bahasa kerennya adalah The Winner  yang harus inheren dalam pemikiran dan personalitynya.

Kenapa mental juara itu dipandang penting oleh pengusaha tersebut, oleh karena sesuai pengalaman sang pengusaha tersebut  banyak personal yang mempunyai  kemampuan hebat namun bermental INFERIOR, begitu sedikit ada  tekanan dan masalah yang menimpa mereka langsung mentalnya sudah luluh lantak.

Untuk itu kita harus selalu tumbuhkan semangat percaya diri dan buang jauh jauh itu mental INFERIOR serta segera digantikan dengan mental  JUARA. Kita semua harus meneladani spirit nenek moyang kita yang gagah berani meskipun saat itu hanya bermodalkan bambu runcing namun  berani melawan serta mengusir rezim penjajah.


FAST  with  ACCURATE
People will forget how fast you did a job, but many will remembers how well you did it. "Orang akan melupakan seberapa cepat anda melakukan pekerjaan , tetapi banyak orang akan ingat seberapa baik (baca: akurat) anda melakukannya". Kata bijak lain  yang senada dengan pernyataan diatas adalah: "Sebuah tugas berharga yang diselesaikan dengan sukses jauh lebih bernilai dibanding dgn ratusan tugas yang baru rampung sebagian. ( Malcolm S. Forbes )

Namun faktanya dalam era globalisasi seperti sekarang ini hampir semua pihak menuntut adanya paradigma baru yaitu didalam melaksanakan tugas atau pekerjaan harus dilakukan dengan speed tinggi alias gerak cepat namun tdk boleh mengkesampingkan nilai KEAKURATAN. Oleh karenanya kedua motto diatas sepertinya perlu dilakukan modifikasi yang cukup signifikan sehingga  falsafah tersebut menjadi:    "KERJA harus CEPAT  namun AKURAT". Berubah begitu tentunya  mempunyai alasan yang sangat kuat yaitu "apa arti hasil lengkap atau akurat kalau timingnya sudah kadaluarsa alias terlambat.


MENINGKATKAN KEMAMPUAN.
Banyak sudah mulai  tingkat INDIVIDU maupun COMPANY yang tampak mulai kedodoran mengikuti cepatnya perubahan jaman yang terjadi. Maka tidak mengherankan bila banyak perusahaan besar yang sudah mulai mengantisipasi perubahan tersebut dengan jalan melengkapi instrument kebijakannya  yang orang sebut dengan  Management Change (CM)  dan Change of Management (CoM) Procedure.

Untuk itu maka baik individu maupun perusahaan harus siap mental saat menghadapi perubahan  organisasi serta harus mempunyai daya lentur tinggi dalam menghadapi perubahan teknologi. Oleh karenanya perlu peningkatan skill / kemampuan secara kontinyu untuk mensikapi hiruk pikuk perubahan akibat kebutuhan klien dan jaman.

Oleh karenanya, menarik sekali berita di harian Kompas 12 April 2016, pernyataan dari DAN JEND Kopassus , Mayor Jenderal TNI. M.Herindra dalam acara  HUT Kopassus yg ke 64, beliau mengatakan bahwa, utk membangun kemampuan prajurit Kopassus agar bisa diatas rata2, cara yang ditempuh yaitu melalui latihan yang KERAS (baca: berat dan disiplin) dan latihan KEBERSAMAAN  yang intent.

Menurutnya, dalam proses tersebut bagian utama yang terberat bagi seorang prajurit adalah melawan diri sendiri, disamping masih dibutuhkannya kemampuan dan kerelaan untuk mau menjalani kehidupan sebagai seorang prajurit .

Seorang prajurit Kopassus minimal harus menguasai 3 (TIGA) jenis kemahiran (MULTY TASKING) seperti : penerjunan, tembak runduk, ahli peledakan, zeni, perhubungan dan medis, oleh karena mereka sering beroperasi dalam kelompok kecil. Bahkan seorang bawahan juga harus bisa mengambil inisiatif dan keputusan karena terkadang harus beroperasi mandiri / sendiri.

Usaha lain untuk  menjaga sustainable dari kemampuan, prajurit Kopassus selalu dilengkapi dengan berbagai ilmu, ketrampilan dan kemampuan leadership atau kepemimpinan yang memadai  yang disesuaikan dengan kebutuhan seorang PASUKAN KHUSUS.

Termasuk juga pemberian latihan perang yang bercorak konvensional (CONVENSIONAL WAR) serta  diberikan pengetahuan tentang perang model asymetris (ASYMETRIS WAR / NON CONVENSIONAL WAR)). Asymetris war model  tersebut pernah dilakukan oleh team RPKAD / Kopassus saat  bertugas  di Kongo – Africa (1963), yang menjadikannya  team Kopassus ( 30 orang) dari Indonesia tersebut mampu menaklukan  para pemberontak ( 3000 orang) . Atas peristiwa itu, Pasukan KONGA III mendapat gelar LES SPIRITESSES, pasukan yang bertempur dengan cara tidak normal.

Keesokan harinya, Komandan KONGA III dan komandan RPKAD dipanggil Komandan Pasukan PBB, Jendral Kadebe Ngeso dari Ethiopia. Sang Jendral memuji kesuksesan dan kecerdikan Pasukan KONGA III.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/mgio9123/kisah-penyergapan-paling-fenomenal-pasukan-pbb-30-hantu-putih-rpkad-mampu-menaklukan-3000-pasukan-pemberontak-kongo_55296a866ea834071b8b459d


Melihat paparan  model  menejemen serta latihan-latihan  yang disampaikan oleh Dan.Jend Kopassus tersebut , penulis bisa simpulkan bahwa  applikasi pembinaan pada  pasukan tersebut  sangat lengkap, lentur  dan fleksibel, baik itu untuk tingkat individu  maupun untuk tingkat team demi mengantisipasi adanya  perubahan yang kedatangannya sering tidak terduga, baik perubahan strategi maupun teknologi.

Merangkum dari uraian diatas pasti kita semua sepakat bahwa untuk menjadi karyawan dan prajurit yang handal, berinisiatif, multy tasking, mandiri dan berani pasti ada konsekuensi logis yang harus dilakukan, yaitu pengorbanan dibanyak aspek dan harus ditunjang oleh usaha yang EKSTRA KERAS.

Maka, bagi perusahaan manapun bila menginginkan mempunyai karyawan dan team yang profesional seperti apa yang digambaran diatas, yang pertama adalah "CIPTAKAN  ATMOSFIR KERJA YANG KONDUSIF" baik tempat maupun system agar memungkinkan untuk  dapat mendorong tumbuh kembangnya kinerja karyawan yang ekselen seperti yang diharapkan.

Seperti yang kita semua tahu bahwa , di dunia ini tidak ada sesuatu yang gratis termasuk buat melakukan personality development, semuanya membutuhkan perjuangan daya upaya dan juga biaya . Sebutlah pasukan khusus  US Navy SEALs  untuk Amerika Serikat, SAS untuk Inggris dan KOPASSUS untuk Indonesia, hampir dapat dipastikan bahwa pasukan tersebut memerlukan special treatment  baik itu Management maupun menyangkut masalah Dana. 

Orang kulon sejak dari dahulu kala sudah mengatakan bahwa "There is no free lunch" Ringkasnya menejemen dengan gaya Kopassus tesebut menurut penulis  layak dan pantas di contoh, buat pengembangan diri pribadi maupun pengembangan team perusahaan.Tentu saja managemen tersebut harus dilakukan modifikasi disana sini alias disesuaikan secukupnya karena atmosfir civil pasti ada beda dengan atmosfir tentara.


Akhirnya, saya berharap tulisan ini ada manfaatnya khususnya  untuk saya pribadi maupun pribadi selain saya yang masih menginginkan dan mendambakan mempunyai" kualifikasi"kinerja seperti pasukan khusus tersebut, baik kemampuan untuk level INDIVIDU maupun untuk level TEAM.



BRAVO AND SUCCES.

Awal May,2016

Maryono Rahardjo

Medan Satria, Kota Bekasi

West Java -  INDONESIA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar