Era Globalisasi.
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini mau tidak mau, senang tidak senang maka persaingan dalam dunia bisnis maupun dunia professionalisme akan semakin ketat dan sengit. Oleh karenanya baik perusahaan maupun individu /para professional dituntut untuk meningkatkan daya saing yang mumpuni, kalau tidak para prefesioanl hanya akan menjadi kaum inferior yang hanya akan menjadi pecundang dan harus menerima dengan legowo untuk diposisikan sebagai follower atau warga kelas dua. Sebagai perusahaan label follower sangat pantas untuk dihindari dan dijauhi, demikian juga label kelas dua untuk para professional harus dijadikan barang tabu , karena hal tersebut akan menghambat promosi jabatan atau promosi-promosi yang lain.
Pemasaran.
Pada hemat penulis outcome dari profesioanal itu tidak beda beda jauh dengan sebuah perusahaan, yang esensinya adalah menjual produk atau service. Maka sebagai profesioanal sudah sewajarnya harus mempunyai juga keahlian sebagai pemasar yang baik terhadap produksi/ jasa yang ditawarkan. Oleh karenanya pada era persaingan yang ketat, tidak berlebihan kalau para professional harus mempunyai daya saing yang handal, agar bisa survive dan dapat memenangkan dalam "pertarungan " tersebut. Hanya dengan daya pikat marketing yang efektif dan efisien pemasar dapat bisa membawa perusahaan maupun professional dapat meraih target yang optimal atau paling tidak dapat memenuhi target yang sudah ditentukan.
Seperti diketahui, Proses pemasaran diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang atau pengusaha untuk dapat mempengaruhi konsumen agar mereka menjadi tertarik, senang , kemudian membeli jasa ataupun produknya. Oleh karena kegiatan pemasaran itu mencakup proses dari awal sebelum produksi itu sendiri dilakukan sampai dengan kegiatan purna jual atas barang atau servise yang ditawarkan kepada konsumennya maka aktivitas tersebut harus dilaksanakan dengan penuh keseriusan. Perlu diingat bahwa definisi konsumen itu pada hakekatnya adalah seseorang yang membutuhkan dan atau yang akan menerima product atau jasa, oleh karenanya konsumen itu bisa saja dari temen sekerja, pimpinan dan bahkan bawahan kita. Maka jelaslah bahwa konsumen itu ada dimana mana dan tidak harus serta selalu dari atau ada diluar perusahaan.
Usaha dalam mempengaruhi konsumen tersebut dapat dilakukan oleh pengusaha maupun para professional dengan memanfaatkan kondisi pribadi calon konsumen itu sendiri maupun berbagai sarana yang dimiliki oleh perusahaan atau masing masing penjual jasa/ profesional. Kondisi intern yang ada di dalam diri para konsumen (pemakai jasa atau produk) itu disebut INNER DRIVEN sedangkan sarana yang dimiliki dan atau diciptakan oleh perusahaan / pribadi penjual jasa disebut OUTER DRIVEN ( Indriyo Gitosudarmo,Drs,M.Com – Buku Manajemen Pemasaran).
Kondisi intern konsumen disebut inner driven artinya dorongan yang timbul dari dalam diri konsumen sendiri,untuk pemakai barang/produk: misalnya status sosialnya, kekayaannya, kepribadiannya, gaya hidupnya, gaya menejerialnya, ketelitiannya, kedisiplinanya dan sebagainya. Semua kondisi itu dapat dipergunakan sebagai pintu masuk oleh perusahaan / penjual jasa untuk mempengaruhinya, misalnya dengan menciptakan persepsi bahwa bagi orang yang berstatus social tinggi haruslah memiliki atau memakai produk / barang yang ditawarkan. Demikian juga untuk para professional harus juga bisa memanfaatkan inner driven calon konsumen sebagai pintu masuk dalam mempengaruhi agar jasanya disukai dan selalu dicari oleh target konsumen.
Sementara itu outer driven atau dorongan dari luar calon konsumen harus bisa diciptakan oleh perusahaan atau professional. Salah satu outer driven dalam dunia marketing yang sudah dipopulerkan oleh MC CARTHY yaitu 4P (baca:empat P). Akronim tersebut terdiri dari, (1) Product – produksi, (2) Price – harga, (3) Promotion – promosi dan (4) Placement-distribusi. Alat /sarana pemasaran tersebut biasanya dipadukan sedemikian rupa oleh pengusaha untuk mempengaruhi konsumen. Perpaduan dari alat atau sarana tersebut diatas biasanya disebut sebagai BAURAN PEMASARAN atau MARKETING MIX.
Namun lain halnya untuk memasarkan jasa / kinerja yang merupakan daya saing dari para profesioanal, para professional harus memakai tool jenis lain yang harus dipakai atau diaplikasikan dalam memasarkan jasa atau servicenya. Bauran yang harus dipakai adalah competitiveness generic atau daya saing standard.
Competitiveness Generic : Daya Saing Standard.
Tak terhitung lagi atau dengan kata lain telah banyak cara yang telah disampaikan oleh para pakar maupun praktisi tentang strategi generic daya saing para professional agar bisa lebih mengOPTIMAlkan kinerjanya dalam era yang penuh dengan tantangan ini. Penulis sebut generic, karena menurut hemat penulis daya saing termaksud mutlak ( minimum requirement) harus dipunyai dan selalu diamalkan – hukumnya wajib- oleh para professional. Tentu saja masih bisa ditambahkan dengan ornamen-ornamen lain agar dapat menambah daya dobrak dari daya saing para professional.
Kapsul CDR.
Dari beberapa suntingan dan hasil pengamatan serta pengalaman, untuk menambah stamina daya dobrak kinerja tidak ada salahnya para professional selalu harus menyelipkan kapsul stimulate dalam kerja sehari-hari. Kapsul yang dimaksud dalam hal ini adalah CDR kapsul. Kapsul yang satu ini elemen kimiawinya adalah terdiri dari beberaoa unsur "kimia kinerja", yang telah bertahun-tahun teruji kehandalannya. Unsur kimiawi yang dimaksud yaitu terdiri dari (1) Capability, (2) Deliver dan (3) Reliable , yang pada kesempatan kali ini penulis singkat dengan akronim CDR. Ketiga unsur tersebut harus di blending menjadi satu dan diharapkan akan menjadi competitiveness mix atau bauran daya saing. Manfaat atau tuah dari masing-masing elemen atau unsur bauran daya saing tersebut adalah seperti paparan dibawah.
Capability:
Bila kita bicara tentang kapabilitas atau kemampuan,menurut hemat penulis hal tersebut tidak hanya bisa diraih oleh mereka yang punya pendidikan tinggi saja, namun bisa juga hal tersebut bisa dicapai oleh seorang yang berpendidikan menengah dan rendah, namun syaratnya mereka harus mempunyai keseriusan dan tujuan yang focus dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari. Dunia telah mencatat, banyak dari mereka yang berpendidikan rendah berhasil juga mempunyai kemampuan yang handal, karena mereka tidak pernah takut salah , lelah apalagi menyerah pada kegagalan, mereka selalu mencoba terus , terus dan terus mencoba sampai keberhasilan dapat diraihnya.
Oleh karenanya tidak mengherankan bila ada orang yang mempunyai kapabilitas hebat namun bila dilihat dari sisi akademisnya banyak yang tidak membanggakan dan bahkan sering dibilang JEBLOK. Sebutlah nama Thomas Alfa Edison, yang oleh gurunya dibilang sangat bodoh dan tidak boleh mengikuti disekolah umum, namun sejarah telah mencatat bahwa bung Thomas tersebut telah berhasil menciptakan sesuatu dan bahkan dia telah mempunyai tidak kurang dari 1000 (baca: sarebu ) HAK PATENT untuk berbagai keperluan. Masih ada contoh lain lagi yaitu pak BILL Gate yang mampu membangun perusahaan sebesar MICROSOFT, serta anak muda Mark Zuckerberg yang dapat menciptakan FACE BOOK yang sangat fenomenal itu, padahal kedua professional tersebut adalah berlabel MAHASISWA DROP OUT, yang di DO dari Harvard University yang terkenal itu karena dianggap "dedel" sebagai mahasiswa. Jadi buat para professional yang memang masih mempunyai kemauan untuk mempunyai kecakapan yang hebat dalam bidang apa saja masih ada kesempatan, asal masih ada kemauan belajar, praktek / latihan dan kerja keras di dalam KAMPUS KEHIDUPAN ini, meski kampus tersebut tidak pernah mengeluarkan sertifikat apapun, namun proven (TERBUKTI) sebagai perguruan tinggi handal.
Deliver.
Deliver dalam kamus terjemahan dimaknai sebagai penyampaian. Untuk bisa menyampaikan sesuatau dengan jelas dan bisa dimengerti oleh seseorang / group atau apapun kuncinya adalah komunikasi . Seorang pakar yang mendefinisikan komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain. Sampai disini kelihatan mudah bukan……..
Namun faktanya dalam penelitian menyebutkan bahwa 70% kesalahan di dunia kerja diakibatkan oleh KOMUNIKASI yang buruk (Blog: Gina Muthia). Oleh karenanya para professional harus mempunyai bahasa komunikasi yang bagus dan memadai sesuai dengan level masing-masing. Untuk bisa mendeliver sesuatu maka komunikasi yang efektif harus bisa dilakukan, agar apa yang disampaikan bisa sukses alias NYAMPEK untuk itu paling kurang teory dibawah ini bisa dicoba "di-syariatkan", antara lain adalah:
- Simplifikasikan masalah
- Gunakan bahasa sederhana dan mudah dicerna
- Terarah, Logic dan reasonable
- Ciptakan kesan penting
- Penyampaian yang menarik dan tidak menggurui
Seperti komunikasi dengan klien yang diluar perusahaan, di dalam internal perusahaan pun untuk menunjang keberhasilan maka sebagai professional harus bisa mengkomunikasikan tujuan atau misinya , baik itu ke atas terhadap atasan, ke bawah terhadap bawahan, kesamping kepada sejawat atau patner se-level, dan diagonal kepada lintas department atau organisasi. Bila sang professional GAGAL membuat komunikasi dari empat jenis interaktif yang penulis sebutkan diatas , maka dijamin effort yang dibuat tersebut akan melengkapi fakta kegagalan yang 70 % seperti yang disampaikan diatas.
Reliable:
Meminjam sebagian tulisan Prof. Dr. Ir. Safri Mangku Prawira, dibawah ini bahasan pentingnya adversity quotient untuk menjadikan seseorang tahan banting dan reliable atau bisa diandalkan dimata perusahaan, atasan maupun klien, perlu di simak dan dicermati.
Tidak jarang dalam dunia kerja ada sekelompok karyawan yang memiliki kecerdasan intelektual (IQ) tinggi kalah bersaing oleh para karyawan lain yang ber-IQ relatif lebih rendah namun lebih berani menghadapi masalah dan bertindak. Mengapa sampai seperti itu?. Dalam bukunya berjudul Adversity Quotient: Turning Obstacles into Opportunities, Paul Stoltz memerkenalkan bentuk kecerdasan yang disebut adversity quotient (AQ). Menurutnya, AQ adalah bentuk kecerdasan selain IQ, SQ, dan EQ yang ditujukan untuk mengatasi kesulitan. AQ dapat digunakan untuk menilai sejauh mana seseorang ketika menghadapi masalah rumit. Dengan kata lain AQ dapat digunakan sebagai indikator bagaimana seseorang dapat keluar dari kondisi yang penuh tantangan. Ada tiga kemungkinan yang terjadi yakni ada karyawan yang menjadi kampiun, mundur di tengah jalan, dan ada yang tidak mau menerima tantangan dalam menghadapi masalah rumit (tantangan) tersebut. Katakanlah dengan AQ dapat dianalisis seberapa jauh para karyawannya mampu mengubah tantangan menjadi peluang.
Kembali kepada Stolz, dia mengumpamakan ada tiga golongan orang ketika dihadapkan pada suatu tantangan pendakian gunung. Yang pertama yang mudah menyerah (quiter) yakni dianalogikan sebaga karyawan yang sekedarnya bekerja dan hidup. Mereka tidak tahan pada serba yang berisi tantangan. Mudah putus asa dan menarik diri di tengah jalan. Golongan karyawan yang kedua (camper) bersifat banyak perhitungan. Walaupun punya keberanian menghadapi tantangan namun dengan selalu memertimbangkan resiko yang bakal dihadapi. Golongan ini tidak ngotot untuk menyelesaikan pekerjaan karena berpendapat sesuatu yang secara terukur akan mengalami resiko. Sementara golongan ketiga (climber) adalah mereka yang ulet dengan segala resiko yang bakal dihadapinya mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
Sebagai ilustrasi NYATA berikut penulis kopi langsung dari tulisan yang ada pada blog motivasi diri tentang kisah singkat dua orang, yang menurut hemat penulis, orang-orang tersebut mempunyai AO ( adversity quotient) yang tinggi, tahan banting, pekerja keras serta tidak mudah menyerah.
Adam Khoo - Singaporean
Si koko Adam Khoo ini adalah seorang berkebangsaan Singapura. Adam Khoo ini memang terkenal 'batu', terutama dalam hal akademis. Saking gebleknya, dia sudah dikeluarkan dari sekolah di kelas 4 SD. Sesulit apa sih pelajaran di kelas 4 SD sampai harus dikeluarkan? Jadinya dia masuk ke SD terburuk di Singapura untuk terus melanjutkan sekolah. Saat pendaftaran masuk SMP, dia ditolak oleh enam SMP terbaik di sana. Akhirnya, lagi-lagi dia harus masuk ke SMP terburuk di Singapura untuk melanjutkan sekolah. Dengan prestasi akademis yang kerdil ini, wajar saja dia menjadi bahan tertawaan teman-teman sejawatnya waktu itu.
Tapi kekurangaanya di dunia akademis tidak membuntukan ketajamannya di bidang bisnis. Adam Khoo memulai bisnisnya sejak umur 15 tahun. Kini dia bergerak di bidang bisnis training dan seminar. Bahkan di saat usianya baru 22 tahun, Adam Khoo sudah menjadi trainer tingkat nasional di Singapura dengan gaji tinggi bayaran $10.000 perjam! Bayangkan saja, di umur 22 tahun saat semua orang masih disibukkan dengan ngeband, kuliah, dan mendaftarkan diri di bank-bank swasta, Adam Khoo yang dibilang bodoh sudah menghasilkan 100 juta rupiah perjam! Kini di usia 26 tahun, dia telah memiliki empat bisnis dengan total nilai omset US$ 20 juta per tahun.
Abraham Lincoln – American.
Rapot kegagalanya menurut penulis sangat mencengangkan, bagaimana tidak: Gagal dalam bisnis pada tahun 1831. Dikalahkan di Badan Legislatif pada tahun 1832. Gagal sekali lagi dalam bisnis pada tahun1833. Mengalami patah semangat pada tahun 1836. Gagal memenangkan kontes pembicara pada tahun 1838. Gagal menduduki dewan pemilih pada tahun 1840. Gagal dipilih menjadi anggota Kongres pada tahun 1843. Gagal menjadi anggota Kongres pada tahun 1848. Gagal menjadi anggota senat pada tahun 1855. Gagal Menjadi Presiden Pada Tahun 1856. Gagal Menjadi anggota Dewan Senat pada tahun 1858.
Kira-kira apa yang akan terjadi pada anda bila mengalami kegagalan demi kegagalan terus menerus selama puluhan tahun? Saya pribadi cuma punya 2 jawaban: menyerah, atau gila. Wajar saja banyak yang menganggap dia bodoh karena terus memaksakan dirinya berada di dunia politik. Tapi kegagalan Abraham Lincoln dalam dunia politik tidak lantas membuat dia menyerah dan membuka counter pulsa kecil (karena memang handphone saja belum ada), dia terus maju walaupun pada tahun 1836 pernah terpuruk karena kegagalan-kegagalannya. Abraham Lincoln berhasil menjadi presiden Amerika ke -16 pada tahun 1860 dan juga sebagai salah satu Presiden tersukses dalam memimpin bangsanya, menghentikan perang saudara Amerika, dan menghapuskan perbudakan.
Lalu apa yang bisa kita pelajari dari para ahli sukses di atas? Mental Juara Keberhasilan hanya bisa diraih dengan bertahan dari kegagalan. Dalam proses pencapaian sukses, akan banyak rintangan dari luar, termasuk caci maki dari orang-orang anti-sukses disekitar anda. Tetaplah berani untuk menempuh jalan yang mungkin berbeda dari kebanyakan orang, dan tetap percaya pada potensi dan impian anda. Jadikan anda petarung hebat, songsong tahun 2014 dengan daya saing yang memikat, maka sukses hanya soal waktu, BROO….INSYAALLAH.
Bravo!
Penghujung Desember, 2013,
Dari: Medan Satria, Kota Bekasi